Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 02 Juli 2020 | 14:13 WIB
Jokowi saat menyampaikan arahan dalam sidang kabinet paripurna, di Istana Negara tanggal 18 Juni 202

"Karena beberapa kali reshuffle dilakukan, Presiden menempatkan orang yang mungkin menurut Pak Presiden cocok enggak ya bekerjanya, kemudian juga menjadi orang yang dipercaya tapi kemudian tidak pas dengan pos itu diputar, dipindah ke pos lain," kata Putri dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (2/7/2020).

Kemudian komposisi latar belakang menteri pun menurutnya tidak akan berubah. Di mana semisal ada satu kementerian yang diisi oleh profesional, maka ketika harus diganti akan diisi oleh orang yang berlatar belakang sama.

Begitupun dengan komposisi partai politik. Menurutnya Jokowi memiliki alasan tersendiri mengapa akhirnya ia memutuskan menbentuk Kabinet Indonesia Maju nan gemuk.

Oleh karena itu, menurutnya jika Jokowi benar melakukan reshuffle maka tidak akan terlihat ada perubahan yang berarti.

Baca Juga: Sudah Ada di Jogja, Es Dalgona Coffee Dijual dengan Harga Murah

Tetapi Putri memiliki sudut pandang lain soal peluang lain di balik wacana reshuffle, yakni hadirnya partai politik baru. Kalau dilihat dari jejak rekamnya, Partai Demokrat yang paling berpeluang masuk kabinet ketika Jokowi mau mereshuffle.

Hal itu disampaikannya karena melihat Ketua Umum Partai Demorkat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang kerap bertandang menemui Jokowi - Ma'ruf bahkan bertemu dengan Partai Golkar sebagai partai koalisi Jokowi.

Load More