SuaraJogja.id - Desa dapat dijadikan sebagai wadah pemberdayaan komunitas untuk menciptakan teknologi tepat guna yang bisa digunakan untuk menekan sebaran virus corona.
Penggagas Jambanisasi Budi Laksono dalam Kongres Kebudayaan Desa mengatakan masyarakat desa bisa melawan pandemi virus corona dengan memanfaatkan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar.
Hal ini dilakukan sebagai upaya menyiapkan diri dari gagap informasi terkait wabah virus corona, sekaligus menyiapkan pencegahan yang tepat.
"Delay penanganan masih terjadi sehingga saat ini kita belum mampu melakukan pencegahan yang kuat seperti Wuhan," ujar Budi.
Desa bisa membentengi diri dari pandemi virus corona dengan membuat alat-alat kesehatan alternatif dengan biaya yang lebih terjangkau, namun memiliki fungsi yang sama.
"Ada beberapa teknologi sederhana yang bisa diupayakan oleh orang desa, misalnya masker," ujar Budi.
Masyarakat bisa melakukan pencegahan dengan pembuatan masker rumahan. Mengingat, masker medis saat ini masih dibanderol dengan harga tinggi.
Teknologi tepat guna yang bisa dihasilkan dari pemberdayaan desa seperti handsanitizer, masker, face shield, desinfektan spray, bisa dibuat oleh desa tanpa perlu biaya yang mahal.
"Aerosol yang digunakan untuk sterelisasi udara dulu kami pernah beli harganya jutaan, setelah dibuat sendiri ternyata biayanya ratusan ribu," bebernya.
Baca Juga: Viral SD Negeri di Garut Dijual Oknum Kades, Pembeli Sudah Ambil Genteng
Ia juga mencontohkan bagaimana warga desa bisa memanfaatkan budidaya jambu biji untuk meningkatkan kesehatan. Mengingat buah ini sebetulnya memiliki kandungan vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan dengan buah-buah lain.
Sekadar informasi, webinar seri 4 Kongres Kebudayaan Desa yang digelar pada Kamis (2/7/2020) berupaya membicarakan tentang gagasan kesehatan semesta. Tidak hanya mendefinisikan kembali makna sehat, namun juga bagaimana kita menata kembali manajemen kesehatan.
Termasuk pendataan kesehatan warga yang valid, hingga pemahaman resiko penyakit dan penanggulangannya. Pemerintah desa sebagai representasi negara perlu membangun sistem kesehatan berbasis komunitas. Dan itu butuh sistem penyangga yang kuat, agar kita dapat mencapai kesehatan semesta.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Miliano Jonathans: Hati Saya Hancur
- Dari Premier League Bersama Crystal Palace Kini Main Tarkam: Nasib Pilu Jairo Riedewald
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Dicari para Karyawan! Inilah Daftar Mobil Matic Bekas di Bawah 60 Juta yang Anti Rewel Buat Harian
Pilihan
-
Berani Banget! Alex Pastoor Bikin Heboh Publik Belanda Gegara Ucapannya
-
10 HP Kamera Terbaik Agustus 2025, iPhone Kalah dari Merek Ini
-
Fakta Unik A-Z Padel: Olahraga Hits yang Bikin Penasaran
-
BEI Beri Peringatan Kepada 167 Emiten, Imbas Lambatnya Lapor Keuangan
-
Danantara Tunjuk Bupati Gagal jadi Komisaris Utama Perusahaan BUMN
Terkini
-
Setelah Keluhan Bertahun-Tahun, Akhirnya Dishub Sleman Turun Tangan Atasi Truk Ugal-ugalan!
-
Dari Kaos Hilang Jadi Inovasi Digital, Kisah Pemuda Jogja Ciptakan Aplikasi Laundry Tanpa Ribet
-
Keracunan Makanan Siswa Sleman: Semua Pasien Pulang, Tapi Investigasi Terus Berlanjut!
-
Roy Suryo Buka-bukaan Soal Buku 'Jokowi's White Paper': Dari IPK Jokowi hingga Kajian Forensik
-
Soft Launching Buku Roy Suryo dkk di UGM 'Diganggu', AC dan Lampu Dipadamkan