SuaraJogja.id - Selama ini Poso dikenal sebagai wilayah penuh konflik dengan serentetan operasi ketertiban yang dilancarkan dari tahun ke tahun.
Melalui Kongres Kebudayaan Desa, Lian Gogali dari Institut Mosintuwu mengatakan wajah kota ini tak selalu seperti apa yang digaung-gaungkan saat ini, jauh dari aman dan tertib.
Menurut Lian, banyak warga Poso yang justru menjaga keamanan dan ketertiban dengan mengamalkan toleransi antar umat beragama. Salah satunya, warga Malitu yang memiliki tradisi menanam bersama bagi warga kristen dan muslim.
Ada cerita menarik dari warga Malitu, di mana saat itu sebuah konflik tengah meletus dan mengancam para muslim. Karenanya, warga kristen di desa ini pun langsung menyiapkan skenario pengungsian bagi para tetangganya yang muslim.
"Warga kristen menyiapkan truk untuk mengangkut para orang muslim ke tempat pengungsian di atas bukit. Begitu konflik mereda, warga muslim pun kembali ke desa itu lagi," ujar Lian, Kamis (3/7/2020).
Peran masyarakat Poso dalam menciptakan rasa aman juga terlihat dari trasidi Mosango yang dilakukan oleh warga Danau Poso. Dengan ide utama membagi rejeki di air, tradisi ini menjadi simbol kebersamaan untuk memupuk keamanan dan keteriban.
Pandemi virus corona juga bukan menjadi halangan bagi masyarakat Poso untuk bahu-membahu membangun ketahanan demi terciptanya rasa aman.
Lian menyebut, sebagian besar desa-desa telah menginisiasi pendirian pos-pos yang disebut dengan posko keamanan, yang menjadi wadah bagi warga untuk berkumpul guna menciptakan situasi kondusif di dalam desa.
"Para pemangku adat dari berbagai agama, pemuda, warga-warga saling berdiskusi untuk menyiapkan kebutuhan selama pandemi seperti membuat tempat karantina," katanya.
Baca Juga: Olah Tubuh, Melembagakan Olahraga Desa untuk Mencapai Kesehatan Masyarakat
Belajar dari wabah Flu Spanyol yang pernah melanda Poso, sambung Lian, masyarakat juga mulai April lalu telah menciptakan program kebun bersama untuk menghindari krisis kelaparan muncul akibat pandemi virus corona.
"Poso yang dipikirkan orang-orang adalah kawasan yang perlu diamankan dan ditertibkan melalui operasi keamanan," kata Lian menyoal upaya negara dalam menghadirkan keamanan dan ketertiban di kota ini.
Dari situ, menurut Lian, terlihat bahwa negara seolah-olah tak percaya bahwa masyarakat memiliki kemampuan problem solving.
Ia menyarankan, sudah saatnya negara mulai memberikan kepercayaan kepada desa untuk mengelola mekanisme keamanan dan ketertiban. Sebab, masyarakatlah yang paling tahu tentang apa yang ada di sekitarnya.
"Karena masyarakat paling mengetahui basis informasi terkait apa yang ada di lingkungannya. Kekuatan desa harus dikembalikan, dan untuk itu negara harus hadir untuk memfasilitasi," tandasnya.
Sekadar informasi, webinar Seri 5 mencoba menjelajahi ide-ide terkait isu pemenuhan rasa aman dan nyaman bagi warga desa. Baik untuk bekerja menghidupi keluarga, maupun untuk menjalankan aktivitas sehari-hari di masa tatanan Indonesia baru.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
'Jangan Main-main dengan Hukum!' Sultan HB X Geram Korupsi Seret Dua Mantan Pejabat di Sleman
-
Rektor UII Pasang Badan: Jamin Penangguhan Penahanan Aktivis Paul yang Ditangkap di Yogyakarta
-
Sisi Gelap Kota Pelajar: Imigrasi Jogja Bongkar Akal-akalan Bule, Investor Bodong Menjamur
-
Jejak Licik Investor Fiktif Yordania di Jogja Terbongkar, Berakhir di Meja Hijau
-
Waspada! BPBD Sleman Ingatkan Bahaya Cuaca Ekstrem di Oktober, Joglo Bisa Terangkat Angin