SuaraJogja.id - Bicara soal desa, tentu tak luput dari peran pemuda dalam memajukan kampung halamannya. Hal itulah yang dipaparkan Greg Sindana dalam webinar Kongres Kebudayaan Desa 2020, Sabtu (4/7/2020). Dia membahas secara mendalam dan mengajak diskusi tentang "Tata Ulang Formasi Strategi Pemuda Desa dalam Tatanan Indonesia Baru".
Dalam Webinar Seri 8 tersebut, inisiator dari komunitas Ketjilbergerak ini memaparkan materi terkait kultur pemuda desa yang kini mulai meninggalkan jati dirinya serta melakukan urbanisasi ke kota.
Greg Sindana mencoba melakukan aktivasi nilai-nilai warisan yang ada di desa berupa musyawarah, gotong royong dan pencarian ilmu berdasarkan pengalaman nyata. Caranya tidak lain dengan mengajak anak-anak muda untuk terjun kembali dalam sebuah festival, pameran seni, membuat video klip musik dan masih banyak kegiatan positif lainnya.
"Titik fokusnya pada pengalaman, sehingga karya seni di sini bukan sebagai tujuan tetapi sebagai laku dan pengalaman serta media musyawarah antar pemuda," ungkap dia.
Baca Juga: Hadapi Pandemi, Luthfi Ungkap Kekuatan Desa dalam Menjaga Kedaulatan Pangan
Awalnya, pemuda dari sejumlah desa merasa malu. Namun dengan dukungan dari Greg dan teman-temannya, akhirnya mereka mau bergerak dan melakukan perubahan bersama.
Bersama Kementerian Desa dan KPK, Greg bersama tim kemudian fokus mendorong pemuda desa dengan mengadakan sekolah pemuda desa dan juga Festival Pemuda Desa.
"Nah, di masa pandemi ini, kami yakin ini adalah momentumnya pemuda desa. Kita lihat pandemi mendeskontruksi tanpa adanya teriakan revolusi, tentu saja banyak sektor yang goyah dan terdampak. Dari situ kita menyadari bahwa desa adalah ekosistem yang paling siap menghadapi pandemi ini, karena adanya pangan sehat, air serta udara bersih," sebut Greg.
Greg menambahkan, ada dua hal yang mulai bisa dilakukan oleh para pemuda desa untuk menyikapi new normal atau tatanan Indonesia baru.
Pertama, pemuda desa bisa mulai membangun ekosistem mandiri seperti sekolah desa, jaringan pemuda desa, serta membuat lumbung data desa.
Baca Juga: Wagub DKI Ungkap Alasan Pakai Istilah PSBB Transisi, Bukan New Normal
Kedua, bisa membuat desa laboratorium pemuda di mana mereka akan ditugaskan untuk menjaga serta mengelola tiga aset utama desa, seperti air bersih, udara serta pangan sehat.
Berita Terkait
-
Rasakan Pengalaman Nonton Thriller yang Unik di Film Antologi Pembunuhan Bertajuk 'New Normal'
-
Ulasan Film New Normal, Ketakutan yang Muncul di Kehidupan Sehari-hari
-
5 Film Wajib Tonton di Akhir Pekan, Ada Ancika hingga New Normal
-
3 Fakta New Normal, Film Korea Bergenre Horor yang Dibintangi Minho SHINee
-
Dirut Kharaba Digdaya: Komunikasi Corporate Jadi Modal Pengusaha Pimpin Perusahaan
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
Terkini
-
Sirekap di Jogja Sempat Bermasalah, Petugas Tak Bisa Unggah Data TPS
-
KDRT Tinggi di Gamping, Pemkab Sleman Luncurkan Layanan Konseling Keliling
-
Korban Laka Tunggal di DAM Cangkring Bertambah, Ini Identitasnya
-
Turun Dibanding 2020 hingga 10 Persen, KPU Ungkap Alasan Partisipasi Pemilu Berkurang
-
Miris, Pelajar Kelas 10 Sebuah SMK di Gunungkidul Dicabuli Ayah Tirinya Berulang Kali