SuaraJogja.id - Masyarakat desa dinilai memiliki peran penting dalam mempertahankan kedaulatan pangan di tengah pandemi Covid-19.
Hal tersebut diungkapkan Ahmad Nashih Luthfi, dosen Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) dalam Webinar Kongres Kebudayaan Desa 2020, Sabtu (4/7/2020).
Menurut Ahmad Nashih Luthfi, pandemi Covid-19 jelas memberikan dampak terhadap situasi kedaulatan pangan maupun lingkungan hidup. Dibutuhkan langkah yang tepat untuk menghadapi ancaman krisis pangan.
"Selama periodik, sebenarnya kita pernah mengalami krisis. Namun ada beberapa yang dianggap hanya sebagai fase, tapi ada pula yang menjadi milestone atau batu uji tonggak perubahan," sebut Luthfi.
Bukan kali pertama, rupanya krisis atau situasi kedaruratan yang berpengaruh terhadap pangan serta lahan ini pernah terjadi di masa lalu. Antara lain pada Malaise era 1930, krisis 1965, krisis global 2008, hingga paling baru yakni pandemi Covid-19.
Luthfi lalu mengatakan, belakangan ini desa tampak terus mengalami begitu banyak perubahan. Namun dalam kenyataannya, desa memang sudah mengalami mobilitas yang sangat pesat sejak zaman dahulu telah berkaitan dengan Patrimonialisme.
"Intinya adalah, bahwa desa itu dari dulu dia telah menjadi bagian dari berbagai kekuatan, kapitalisme, negara, kemudian mengubah konstruksi dari dalam desa itu sendiri, termasuk penyeragaman saat orde baru," kata dia.
Meski begitu, Luthfi menuturkan bukan berarti masyarakat desa lantas hanya bersikap pasif. Dalam sejumlah literatur, desa rupanya juga berperan aktif mengatur strategi dalam memenuhi kebutuhan pangan serta papan.
Oleh karena itu, masyarakat, khususnya desa, mesti menunjukkan kekuatannya dalam menghadapi pandemi Covid-19. Luthfi berpendapat, masyarakat di pedesaan harus pintar-pintar mengelola lahan yang menjadi bagian krusial untuk menanam berbagai tanaman pangan demi menyongsong Tatanan Indonesia Baru.
Baca Juga: LIVE STREAMING: Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Sekadar informasi, Webinar Seri 7 Kongres Kebudayaan Desa yang digelar pada Sabtu ini merupakan bagian daru upaya mengumpulkan dan menawarkan ide tatanan baru Indonesia dari desa.
Desa sebagai satuan pemerintahan terkecil di Indonesia, dinilai perlu menjadi titik awal untuk merumuskan nilai dan tata kehidupan baru dalam bernegara dan bermasyarakat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Polemik Relokasi SDN Nglarang usai Terdampak Proyek Tol Jogja-Solo-YIA, Bupati Sleman Buka Suara
-
Kisah Pilu Pariyem: Puluhan Tahun Tidur di Emperan Pasar Beringharjo, Kini Bisa Pulang Gratis
-
Pengemudi Brio Ngamuk di Sleman: Tiga Motor Diseruduk, Pikap Ikut Jadi Korban
-
Dari Yogyakarta ke Kolombia: Alternativa Film Festival Siap Gaungkan Suara Baru Perfilman Dunia
-
Terima Penghargaan dari Kementerian IMIPAS, BRI: Jadi Dorongan untuk Terus Berinovasi