Scroll untuk membaca artikel
Rendy Adrikni Sadikin | Arendya Nariswari
Senin, 06 Juli 2020 | 21:00 WIB
Sabrang Damar Panuluh dalam webinar KKD 2020. (YouTube)

SuaraJogja.id - Belum berakhirnya pandemi COVID-19, membuat banyak pihak mengambil sejumlah langkah terbaik demi menyonsong tatanan Indonesia baru alias new normal. Bukan hanya ekonomi saja, faktor religiusitas atau agama juga dinilai berperan penting dalam mengawal berjalannya keharmonisan tatanan Indonesia baru.

Sabrang Damar Panuluh, pengelola Jamaah Maiyah dalam webinar Kongres Kebudayaan Desa 2020, Senin (6/7/2020) juga ikut memberikan pendapatnya, terkait bagaimana agama bisa memiliki peran dalam mengawal tatanan Indonesia baru dalam menyikapi pandemi COVID-19 ini.

Pria yang juga akrab disapa Noe 'Letto' tersebut menekankan, bahwa agama di sini hadir sebagai stabilitas spiritual yang bersifat holistik. Di mana holistik ini sendiri merupakan pola atau gaya berpikir menyeluruh dengan mempertimbangkan berbagai aspek kehidupan.

"Religiusitas yang sudah ada pada masyarakat desa, seharusnya sudah tidak syok lagi dengan adanya isu yang tiba-tiba global. Destruksi bernama COVID-19 ini justru membuat kita memiliki kesempatan untuk melangkah ke belakangan yakni deglobalisasi, kita ini punya komunitas terdekat lho, sebagai pondasi untuk komunitas yang lebih besar," tutur Damar.

Baca Juga: 5 Sudut Rumah Ibu David John Schaap di Desa yang Sejuk dan Nyaman

Sabrang Damar Panuluh dalam webinar KKD 2020. (YouTube)

Berangkat dari desa, seharusnya pemahaman agama ini sudah melekat pada masyarakat sejak dini. Di mana Damar mengharapkan bahwa nantinya, komunitas kecil bernama desa ini dalam berbagai segi termasuk agama, dapat menjadi tulang punggung masa depan bangsa.

Di akhir pemaparannya, putra dari Emha Ainun Nadjib tersebut menekankan pentingnya agama dalam menjaga stabilitas bangsa di tengah pandemi serta menyongsong new normal.

"Agama ini menyediakan stabilitas untuk masyarakat, nah kalau pehamanan agama justru malah tidak bersifat menstabilisasi, ini artinya sama saja melawan fungsi agama yang sudah berjalan ribuan tahun," imbuhnya.

"Terakhir menurut saya, agama juga memberikan paradigma yang belum pernah kita gali sebelumnya. Beberapa di antaranya ada paradigma holistik, sintesis, analitik seperti sains. Nah, pemikiran rasional serta spiritual ini menurut saya penting untuk Indonesia dalam membalap di tikungan, untuk menjadi yang terdepan dalam menyikapi pandemi," tutupnya.

Sekadar informasi, Webinar Seri 9 Kongres Kebudayaan Desa yang digelar pada Sabtu (6/7/2020) ini merupakan bagian dari upaya mengumpulkan dan menawarkan ide tatanan Indonesia baru dari desa.

Baca Juga: LIVE STREAMING: Merajut Desa, Membangun Sebagai Bagian Gerakan Global

Desa sebagai satuan pemerintahan terkecil di Indonesia, dinilai perlu menjadi titik awal untuk merumuskan nilai dan tata kehidupan baru dalam bernegara dan bermasyarakat.

Load More