SuaraJogja.id - Desa adat Boti yang berada di kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur merupakan satu diantara ribuan suku bangsa yang memberi warna dalam keberagaman budaya Indonesia.
Kepala Desa Boti, Belsasar O.I Benu, melalui Festival Kebudayaan Desa-Desa mengatakan masyarakat suku yang berada di kecamatan Kie ini masih berpegang teguh pada tradisi dan nilai leluhur hingga saat ini.
Melalui pemaparannya, ia menggaris bawahi bahwa kebudayaa asli Indonesia seperti yang ada di desa adat Boti merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam merumuskan kebijakan negara, termasuk dalam kehidupan tatanan baru ini.
Pasalnya, Indonesia dengan kebhinekaannya, tersusun dari beragam kebudayaan, kepercayaan, dan nilai-nilai leluhur.
Baca Juga: Hadiri Andrawina Budaya, Menteri Desa Bangga Kegigihan Panggungharjo
"Di dalam menjalani kehidupan bernegara, perlu menyelaraskan keberagaman di dalam kebhinekaan itu," ujar Belsassar, Kamis (13/7).
Menurutnya, akan sangat tidak relevan jika kebijakan-kebijakan negara dibuat tidak dengan berdasarkan keberagaman budaya yang ada. Dalam artian, hanya berpacu pada satu kebudayaan saja.
"Semua program kerja yang ada di negara ini harus berpacu pada kultur dan tradisi setiap suku bangsa, " sambungnya.
Ia kemudian mencontohkan bagaiamana masyarakat adat Boti menganut kultur yang tumbuh dan berkembang di lingkungan itu sendiri tanpa campur tangan pihak lain, termasuk para penjajah.
Dengan berprinsip pada upaya menghasilkan karya, yang dalam hal ini adalah terkait bagaimana cara menghidupi diri dan keluarga, tanpa mengharap bantuan atau stimulus dari luar dirinya.
Baca Juga: Lawan Infodemik, Publik Disarankan Manfaatkan Media Komunitas
Pedoman ini, menurut Belsasar akan tepat untuk dijadikan bekal dalam menjalani tatanan baru, selama maupun setelah pandemi virus corona berakhir.
"Itu sebabnya orang Boti percaya diri bahwa di saat masa pandemi seperti saat ini, orang Boti bisa bertahan secara mandiri," katanya.
Belsasar juga berharap, pemerintah ke depan dapat membuat kebijakan-kebijakan yang juga berdasar pada aturan-aturan adat sehingga masyarakat adat seperti Boti bisa dilestarikan.
Sebagai informasi, Festival Kebudayaan Desa-Desa nusantara ini akan digelar tanggal 13 Juli hingga 16 Juli 2020.
Acara ini diharapkandapat menjadi ruang untuk menggali gagasan, pemikiran dan praktik kebudayaan yang hidup dalam ruang keseharian warga desa-masyarakat adat di Indonesia.
Upaya ini dinilai penting untuk meletakkan kembali pondasi kebudayaan dalam tatanan Indonesia baru.
Tag
Terpopuler
- Keponakan Megawati jadi Tersangka Kasus Judol Komdigi, PDIP: Kasus Alwin Jabarti Kiemas Contoh Nyata Politisasi Hukum
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Hukum Tiup Lilin Dalam Islam, Teganya Geni Faruk Langsung Padamkan Lilin Ultah saat Akan Ditiup Ameena
- Kevin Diks: Itu Adalah Ide yang Buruk...
- Sebut Jakarta Bakal Kembali Dipimpin PDIP, Rocky Gerung: Jokowi Dibuat Tak Berdaya
Pilihan
-
Uji Tabrak Gagal Raih Bintang, Standar Keamanan Citroen C3 Aircross Mengkhawatirkan
-
Erick Thohir Sebut Aturan Kredit Pembiayaan Rumah Ribet, Target Prabowo Dibawa-bawa
-
Hore! Harga Tiket Pesawat Domestik Turun 10% Sepanjang Libur Nataru
-
Broto Wijayanto, Inspirator di Balik Inklusivitas Komunitas Bawayang
-
Bye-Bye Jari Bertinta! 5 Tips Cepat Bersihkan Jari Setelah Nyoblos
Terkini
-
Harda-Danang Menang Quick Count Pilkada Sleman 2024, Tim Kawal Rekapitulasi Hingga Penetapan KPU
-
Heroe Poerwadi Kalah di Kandang Sendiri, TPS Kotabaru Pilih Hasto-Wawan
-
Akui Kekalahan di Pilkada Bantul, Paslon Untoro-Wahyudi Datangi Halim-Aris Ucapkan Selamat
-
Hasil Quick Count, Paslon Harda Kiswaya-Danang Maharsa Unggul 62 Persen di Pilkada Sleman
-
Unggul Real Count 44,42 Persen, Hasto Wardoyo-Wawan Klaim Menangi Pilkada Kota Yogyakarta