Scroll untuk membaca artikel
Rendy Adrikni Sadikin | Fitri Asta Pramesti
Senin, 13 Juli 2020 | 17:17 WIB
Kepala Dea Boti, Belsasar O.I Benu dalam webinar Festival Kebudayaan Desa, Senin (13/7). (Tangkapan layar KKD)

SuaraJogja.id - Desa adat Boti yang berada di kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur merupakan satu diantara ribuan suku bangsa yang memberi warna dalam keberagaman budaya Indonesia.

Kepala Desa Boti, Belsasar O.I Benu, melalui Festival Kebudayaan Desa-Desa mengatakan masyarakat suku yang berada di kecamatan Kie ini masih berpegang teguh pada tradisi dan nilai leluhur hingga saat ini.

Melalui pemaparannya, ia menggaris bawahi bahwa kebudayaa asli Indonesia seperti yang ada di desa adat Boti merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam merumuskan kebijakan negara, termasuk dalam kehidupan tatanan baru ini.

Pasalnya, Indonesia dengan kebhinekaannya, tersusun dari beragam kebudayaan, kepercayaan, dan nilai-nilai leluhur.

Baca Juga: Hadiri Andrawina Budaya, Menteri Desa Bangga Kegigihan Panggungharjo

"Di dalam menjalani kehidupan bernegara, perlu menyelaraskan keberagaman di dalam kebhinekaan itu," ujar Belsassar, Kamis (13/7).

Menurutnya, akan sangat tidak relevan jika kebijakan-kebijakan negara dibuat tidak dengan berdasarkan keberagaman budaya yang ada. Dalam artian, hanya berpacu pada satu kebudayaan saja.

Desa Adat Boti, Nusa Tenggara Timur. (Tangkapan layar KKD)

"Semua program kerja yang ada di negara ini harus berpacu pada kultur dan tradisi setiap suku bangsa, " sambungnya.

Ia kemudian mencontohkan bagaiamana masyarakat adat Boti menganut kultur yang tumbuh dan berkembang di lingkungan itu sendiri tanpa campur tangan pihak lain, termasuk para penjajah.

Dengan berprinsip pada upaya menghasilkan karya, yang dalam hal ini adalah terkait bagaimana cara menghidupi diri dan keluarga, tanpa mengharap bantuan atau stimulus dari luar dirinya.

Baca Juga: Lawan Infodemik, Publik Disarankan Manfaatkan Media Komunitas

Pedoman ini, menurut Belsasar akan tepat untuk dijadikan bekal dalam menjalani tatanan baru, selama maupun setelah pandemi virus corona berakhir.

"Itu sebabnya orang Boti percaya diri bahwa di saat masa pandemi seperti saat ini, orang Boti bisa bertahan secara mandiri," katanya.

Masyarakat desa adat Boti, Nusa Tenggara Timur. (Tangkapan layar KKD)

Belsasar juga berharap, pemerintah ke depan dapat membuat kebijakan-kebijakan yang juga berdasar pada aturan-aturan adat sehingga masyarakat adat seperti Boti bisa dilestarikan.

Sebagai informasi, Festival Kebudayaan Desa-Desa nusantara ini akan digelar tanggal 13 Juli hingga 16 Juli 2020.

Acara ini diharapkandapat menjadi ruang untuk menggali gagasan, pemikiran dan praktik kebudayaan yang hidup dalam ruang keseharian warga desa-masyarakat adat di Indonesia.

Upaya ini dinilai penting untuk meletakkan kembali pondasi kebudayaan dalam tatanan Indonesia baru.

Load More