Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 15 Juli 2020 | 14:00 WIB
Sungai Pancuran di wilayah Wonosari, Gunungkidul dicemari limbah pabrik tahu dan tempe - (SuaraJogja.id/Julianto)

SuaraJogja.id - Pencemaran Sungai Pancuran di wilayah Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul terus berlangsung. Puluhan pabrik tahu dan juga tempe dituding menjadi penyebab pencemaran sungai tersebut. Akibat pencemaran limbah dari pabrik tahu dan tempe, sungai tersebut kini tak bisa dimanfaatkan lagi.

Ketua RW 05 Pedukuhan Besari, Kalurahan Siraman, Wonosari Suparman mengungkapkan, puluhan pabrik tahu dan tempe berdiri di wilayah Wonosari, terutama di Siraman dan juga Pedukuhan Sumbermulyo, Kalurahan Kepek, Wonosari. Puluhan tahun, pabrik tahu dan tempe tersebut membuang limbahnya ke Sungai Pancuran, yang membelah dua kalurahan.

Ia masih ingat, pada sekitar 1983 sungai tersebut masih bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, mulai dari wisata perahu, polo air, hingga latihan untuk SAR Bhayangkara Kepolisian. Namun mulai 1985, bermunculan pabrik tahu ataupun tempe di seputaran sungai tersebut.

"Mereka membuang limbahnya ke sungai," ujarnya, Rabu (15/7/2020), kepada awak media.

Baca Juga: Limbah Covid-19: Sampah Masker dan Sarung Tangan Mengotori Laut

Suparman mengungkapkan, hampir semua pabrik tahu dan juga tempe membuang limbahnya ke Sungai Pancuran. Akibatnya, mulai 1985, Sungai Pancuran perlahan-lahan mengalami degradasi. Air sungai mulai tidak kondusif, sehingga ikan pun tak bisa hidup, kecuali yang tinggal saat ini, yaitu hanya ikan sapu-sapu atau sepat.

Warga pun sudah tidak mau lagi memanfaatkan air sungai tersebut, yang kondisinya cukup memprihatinkan. Selain berwarna keruh, air sungai juga berbau tidak sedap dan cukup menyengat serta mengganggu kesehatan. Sungai tersebut kini lebih banyak menjadi penampungan limbah pabrik tahu ataupun tempe, dan ditengarai juga ada limbah pemotongan ayam.

Bulan lalu warga sempat melayangkan protes baik ke pihak desa maupun ke pemilik usaha pembuatan tahu dan tempe. Karena protes warga tersebut, belasan pabrik tempe dan tahu di Kalurahan Siraman akhirnya bersedia membuat dan membuang limbahnya ke IPAL komunal yang telah disediakan.

"Persoalannya justru datang dari Sumbermulyo, yang letaknya sedikit ke hulu. Mereka masih membuang limbahnya ke sungai," keluhnya.

Aksi nakal dilakukan oleh para pemilik pabrik tahu dan tempe di wilayah Sumbermulyo. Para pemilik pabrik tahu dan tempe masih membuang limbahnya ke sungai, yang sebenarnya berjarak cukup jauh.

Baca Juga: Hindari Pembuangan Limbah ke Sungai, Pemprov Jateng Bentuk Tim Patroli

Jarak antara pabrik tahu dan tempe dengan Sungai Pancuran mencapai 2 km, dan anehnya, untuk mengelabui warga, mereka membangun saluran pipa pembuangan limbah pabrik tahu dan tempe sepanjang 2 km. Mereka menanam pipa saluran pembuangan limbah pabrik tahu dan tempe tersebut di sepanjang selokan.

Load More