SuaraJogja.id - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Yogyakarta Budi Ashrori menyatakan bahwa pihaknya telah mengeluarkan larangan bagi sekolah untuk mewajibkan siswa membeli seragam. Larangan itu juga diberlakukan untuk kewajiban membeli bahan ajaran dari sekolah.
Dengan aturan tersebut, seperti diungkapan Budi, sekolah-sekolah di Yogyakarta, mulai dari jendang SD hingga SMP, dilarang menyuruh siswa membeli seragam buku serta bahan ajar lain.
"Sudah ada surat edaran yang kami sampaikan ke seluruh SD dan SMP negeri di Kota Yogyakarta pada akhir Juni 2020. Tidak ada sekolah yang diperbolehkan menjual seragam, buku dan bahan ajar lain," kata Budi, Rabu (15/7/2020).
Pengadaan seragam dan bahan ajar lain, kata Budi, dilakukan sendiri oleh orang tua atau wali murid sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2014.
"Sekolah baik SD dan SMP negeri pun sudah memahami hal ini, tetapi kami tetap harus menyampaikan surat edaran meskipun pada tahun ajaran baru ini pembelajaran dilakukan secara daring dari rumah," ujarnya.
Budi lentas mengimbau para siswa yang menjalani kegiatan belajar mengajar atau KBM daring untuk tetap mengenakan pakaian yang rapi dan memenuhi jadwal pembelajaran yang sudah ditetapkan oleh sekolah.
"Sekolah dari rumah juga harus tetap dilakukan secara serius dan mematuhi jadwal yang ditetapkan sekolah. Apalagi untuk tahun ajaran 2020/2021, kami tetap berusaha untuk memenuhi target kurikulum sehingga kualitas pendidikan tetap terjaga," tutur Budi.
Sebelumnya, dilansir ANTARA, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti telah menegaskan hal serupa saat membuka tahun ajaran baru 2020/2021. Ia mengingatkan sekolah untuk tidak mewajibkan pembelian paket seragam dan buku pelajaran ke siswa.
"Tidak boleh menjual seragam dan buku atau yang lain. Dalam kondisi pandemi seperti sekarang juga tidak boleh dimanfaatkan sekolah untuk kemudian jual masker, sanitizer, dan lainnya," tegasnya.
Baca Juga: Skema Subsidi Siswa Belum Rampung, Disdik DKI Ngutang ke Sekolah Swasta
Haryadi melanjutkan, Pemerintah Kota Yogyakarta atau Pemkot Jogja saat ini pun tetap berusaha memenuhi serta meningkatkan sarana dan pasarana sanitasi di sekolah, salah satunya melalui penyediaan wastafel untuk cuci tangan apabila nanti kegiatan pembelajaran sudah dapat dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung.
Hingga saat ini, total terdapat 1.300 wastafel yang akan disediakan di sekolah, baik di jenjang TK, SD, hingga SMP.
"Fasilitas ini menjadi bagian yang harus disiapkan sebagai bentuk adaptasi kebiasaan baru," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Skema Subsidi Siswa Belum Rampung, Disdik DKI Ngutang ke Sekolah Swasta
-
KBM Daring Sekolah di Bantul Bakal Beda dari Tatap Muka, Durasi Lebih Cepat
-
Pengertian Daring dan Luring, Apa Bedanya?
-
Nasib Buruk Penjual Seragam Sekolah di Balik Anjuran Belajar di Rumah
-
MOS Daring, Siswa Baru SMK Jogja Malah Rebahan di Zoom
Terpopuler
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- 41 Kode Redeem FF Terbaru 10 Juli: Ada Skin MP40, Diamond, dan Bundle Keren
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
- Eks Petinggi AFF Ramal Timnas Indonesia: Suatu Hari Tidak Ada Pemain Keturunan yang Mau Datang
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Prediksi Oxford United vs Port FC: Adu Performa Ciamik di Final Ideal Piala Presiden 2025
-
Ole Romeny Kena Tekel Paling Horor Sepanjang Kariernya, Pelatih Oxford United: Terlambat...
-
Amran Sebut Produsen Beras Oplosan Buat Daya Beli Masyarakat Lemah
-
Mentan Bongkar Borok Produsen Beras Oplosan! Wilmar, Food Station, Japfa Hingga Alfamidi Terseret?
Terkini
-
UMKM Kota Batu Tangguh dan Inovatif Berkat Dukungan Klasterkuhidupku BRI
-
443 Juta Transaksi: Bukti Peran Strategis AgenBRILink untuk BRI
-
Jebakan Maut di Flyover, Pengendara Motor Jadi Korban Senar Layangan! Polisi: Ini Ancaman Berbahaya
-
Gula Diabetasol, Gula Rendah Kalori
-
Angka Kecelakaan di Jogja Turun, Polisi Bongkar 'Dosa' Utama Pengendara yang Bikin Celaka