SuaraJogja.id - Belum berakhirnya pandemi COVID-19, membuat sejumlah daerah kian waspada dan melakukan gerakan pencegahan, tak terkecuali halnya terhadap masyarakat desa adat Minang, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Nagari.
Melalui webinar Festival Kebudayaan Desa, Rabu (15/7/2020), Basrizat DT Panghulu Basa, selaku masyarakat adat Minang, menuturkan bahwasannya kurva penderita COVID-19 memang sudah mulai melandai.
Kendati demikian, dirinya menambahkan bahwa masyarakat Minang khususnya yang hidup di Nagari masih terus waspada dan menerapkan sejumlah protokol kesehatan.
"Jika dilihat kembali, Nagari ini sangat tertib, bahkan hingga hari ini jumlah yang terjangkit COVID-19 di Nagari Batu Bata nol. Kami masyarakat Nagari tetap melakukan aktivitas dengan normal, namun tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Hal ini tidak sulit sebab bertani saja kita sudah terbiasa jaraknya saling berjauhan," sebut Basrizat DT Panghulu Basa.
Dalam penuturannya, Basrizat DT Panghulu Basa juga menambahkan sejumlah hal tentang peran sosok Bundo Kanduang di dalam ikut memerangi COVID-19.
Bagi Anda yang mungkin baru tahu, Bundo Kanduang merupakan personifikasi dan identitas budaya yang melekat pada perempuan Minangkabau. Beliau pula, yang berwenang mengurus keberlangsungan kegiatan adat istiadat di tanah Minangkabau.
"Bundo Kanduang ini merupakan tiang segala-galanya 'limpahpeh rumah nan gadang' yang dimuliakan, dalam konteks penanganan COVID-19, tentu peran mereka sangat luar biasa. Mereka menjaga institusi rumah tangga untuk tetap terhindar dari COVID-19. Mereka memberikan edukasi rumah tangga sesigap mungkin kepada masyarakat luas agar terlindungi dari bahaya COVID-19," imbuhnya.
"Tiang dari Minangkabau sendiri memang di Bundo Kanduang, ialah pemilik 'Sako dan Pusako'. Tidak bahagia orang Minang ini, jika belum bahagiakan kedudukan seorang perempuan," tutupnya.
Sebagai informasi, Festival Kebudayaan Desa-Desa nusantara ini akan digelar tanggal 13 Juli hingga 16 Juli 2020.
Baca Juga: LIVE STREAMING: Membangun Budaya Lewat Desa Adat, Perspektif Warga Baduy
Acara ini diharapkan dapat menjadi ruang untuk menggali gagasan, pemikiran dan praktik kebudayaan yang hidup dalam ruang keseharian warga desa-masyarakat adat di Indonesia.
Upaya ini dinilai penting untuk meletakkan kembali pondasi kebudayaan dalam tatanan Indonesia baru.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Konser "Jogja Hanyengkuyung Sumatra": Kunto Aji hingga Shaggydog Ikut Turun Gunung
-
Danantara dan BP BUMN Siagakan 1.000 Relawan untuk Tanggap Darurat
-
Bantu Korban Sumatera, BRI Juga Berperan Aktif Dukung Proses Pemulihan Pascabencana
-
Anak Mantan Bupati Sleman Ikut Terseret Kasus Korupsi, Kejaksaan Buka Suara Soal Peran Raudi Akmal
-
Imbas Jembatan Kewek Ditutup, Polisi Siapkan Skema Dua Arah di Sekitar Gramedia-Bethesda