SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman menyebut ratusan Sabo Dam yang berada di sejumlah aliran sungai di bawah Gunung Merapi masih kokoh. Sabo Dam dibangun fungsinya guna menahan laju banjir lahar dingin dan material vulkanik yang terbawa dari kaki gunung menuju permukiman masyarakat.
Kabid Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sleman, Makwan menjelaskan, bahwa beberapa pekan terakhir ada peningkatan aktivitas Gunung Merapi. Kendati demikian jika terjadi erupsi dan menimbulkan banjir lahar dingin, Sabo Dam yang saat ini ada kuat menahan material yang turun.
"Sejauh ini bangunan Sabo Dam masih kokoh. Kondisi masih baik dan masih cukup kuat menahan banjir lahar dingin. Namun memang material erupsi yang ada (wilayah Kali Gendol) sudah diambil oleh penambangan sehingga saat terjadi banjir lahar nantinya mengisi lubang-lubang yang ditambang itu," kelas Makwan dikonfirmasi SuaraJogja.id, Kamis (16/7/2020).
Makwan menjelaskan seluruh sungai yang berhulu di Gunung Merapi sudah diberi Sabo Dam. Mulai dari Sungai atau Kali Gendol, Opak, Boyong, Kali Kuning, Kali Krasak, Dongkeng serta Kali Putih.
"Seluruh sungai sudah diberi Sabo Dam untuk mengantisipasi banjir lahar tersebut. Di sisi lain tiap Sabo juga berfungsi memecah material besar yang sekiranya terbawa saat terjadi banjir lahar tersebut. Artinya sudah ada perhitungan yang cukup baik untuk menahan material yang terbawa arus. Sabo sendiri dibangun dengan pondasi melayang dimana titik tumpu menancap di tebing sungai. Kondisi sabo sangat kokoh," katanya.
Ia tak menampik jika Gunung Merapi erupsi, aliran material vulkanik masih akan mengalir ke Kali Gendol.
"Kemungkinan terjadi di wilayah tersebut. Kendati demikian kita tak bisa memastikan secara pasti karena memang belum terlihat (magma ke permukaan). Yang jelas kami minta masyarakat untuk tetap waspada" katanya.
Sebelumnya, aktivitas Gunung Merapi kembali meningkat pada Rabu (15/7/2020) petang. Guguran material terpantau meluncur sekitar pukul 18.29 wib.
Menanggapi adanya peningkatan aktivitas Gunung Merapi tersebut, Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida menjelaskan aktivitas tersebut bisa terjadi secara wajar.
Baca Juga: Pemotor Tewas Tabrak Truk di Sleman, Warga Sebut Truk Minim Tanda Berhenti
"Mengingat aktivitas gunung api yang cukup aktif ini bahwa guguran yang terjadi masih wajar. Namun begitu masyarakat tidak perlu panik dan tetap bersiaga dan waspada," terang Hanik dihubungi melalui pesan singkat.
Guguran pada petang kemarin ditandai dengan suara gemuruh yang terpantau dari pos pengamatan Babadan. Sebelum terjadi guguran pada Rabu (15/7/2020), BPPTKG mencatat terjadi kegempaan sebanyak satu kali dan gempa guguran terjadi dua kali pada pukul 18.00 wib.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Pengujian Abu Vulkanik Negatif, Operasional Bandara YIA Berjalan Normal
-
Tabrakan Motor dan Pejalan Kaki di Gejayan Sleman, Nenek 72 Tahun Tewas di Lokasi
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Tak Terdampak Erupsi Semeru, Bandara Adisutjipto Pastikan Operasional Tetap Normal
-
AI Anti Boros Belanja Buatan Pelajar Jogja Bikin Geger Asia, Ini Kecanggihannya!