Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Senin, 27 Juli 2020 | 16:35 WIB
Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih ditemui di PP Lintang Songo, Minggu (26/7/2020). - (SuaraJogja.id/Mutiara Rizka)

Ke depannya, Halim akan melakukan identifikasi permasalahan yang dialami setiap sektor selama pandemi. Selanjutnya, pemerintah akan mencoba melakukan intervensi dengan pelaksanaan kegiatan yang relevan. Pemulihan ekonomi sendiri dinilai memiliki jangkauan yang sangat luas.

Dalam menghadapi pandemi, Halim mengatakan, Pemkab Bantul mencoba melakukan manajemen risiko dengan mencadangkan anggaran pemerintah ke dalam Belanja Tak Terduga (BTT). Kegiatan belanja pemerintah yang dinilai bisa ditunda dialihkan ke dalam BTT untuk mengantisipasi kemungkinan buruk yang bisa terjadi.

Sejauh ini, Pemkab Bantul sudah menganggarkan Rp145 M dalam rekening BTT sebagai bentuk antisipasi. Ke depannya, jika risiko dipandang menurun, uang senilai Rp145 M tersebut akan dikembalikan ke pos-pos asal pencairan dana tersebut, di antaranya adalah pembangunan infrastruktur.

Halim mengatakan bahwa pemerintah menunda beragam pembangunan untuk mengantisipasi terjadinya kemungkinan terburuk, termasuk dalam mencegah adanya masyarakat yang kelaparan. Baginya, pemerintah dinilai gagal jika masih ada satu saja rakyat yang merasakan kelaparan.

Baca Juga: Terimpit Kemiskinan saat Pandemi Corona, Ayah Tega Jual Bayinya Rp 8,7 Juta

"Hari gini, kalau ada rakyat satu saja kelaparan, pemerintah gagal," ujarnya.

Load More