SuaraJogja.id - Belasan pemuda mendatangi kantor Pemerintah Desa Nengahan, Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Dalam aksinya mereka menuntut agar Pemerintah Desa (Pemdes) mengubah data penerima bantuan sosial covid-19.
Para pemuda di Nengahan mencatat setidaknya ada delapan warga yang semestinya memperoleh bantuan justru tidak menerimanya. Mereka menilai bantuan sosial di tengah pandemi di desa mereka tidak tepat sasaran.
Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa yang seharusnya menyasar masyarakat kurang mampu justru diterima oleh pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki rumah bertingkat dan mobil Mitshubisi Pajero.
Tidak hanya itu, warga lainnya yang memiliki anak kandung seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) juga menerima bantuan. Sementara tukang parkir yang ikut terdampak covid-19 justru tidak menerima BLT DD dan hanya menerima bantuan Pemprov senila Rp 200.000.
Baca Juga: Pemda DIY Jadwalkan Pematokan Jalur Tol, Warga Kalasan Tunggu Kepastian
"Program bantuan di tengah pandemi Covid-19 kurang tepat sasaran. Ada kasus, mestinya seorang warga memperoleh bantuan, justru tak memperoleh bantuan. Seorang pegawai BUMN yang memiliki rumah bertingkat dan mobil Mitsubhisi Pajero justru memperoleh BLT DD," kata perwakilan Pemuda Nengahan, Rian Aji Wicaksono.
Rian berharap, pemberian bantuan di tengah merebaknya wabah Covid-19 di Desanya dapat dilakukan secara adil, transparan dan objektif. Kedepannya, Pemdes Nengahan diharapkan tidak membeda-bedakan calon penerima bantuan.
Kepala Desa Nengahan, Giyarto menampik bahwa penerima bantuan merupakan orang terdekatnya saja. Ia mengaku sudah berhati-hati dalam mengumpulkan data penerima bantuan covid-19.
Sesuai prosedur yang berlaku, Giyarto telah menggelar Musyawarah Desa Khusus (Musedesus) sebelum menetapkan daftar penerima bantuan. Terkait kesalahan yang terjadi ia mengakui itu sebagai kesalahan pribadinya dan bukan kesalahan pemerintah desa.
"Kami sendiri sudah berhati-hati dalam pencairan bantuan ini. Semua dilakukan sesuai prosedur. Artinya tetap ada musyawarah desa khusus di waktu sebelumnya. Ternyata masih ada kesalahan, seperti terkait domisili itu. Apa pun, letak kesalahan di saya selaku kades. Bukan di perangkat desa (perdes). Ke depan, kami akan merivisi hal itu. Kira-kira akan dicabut atau dilanjutkan (tergantung dari musdesus mendatang)," ujar Giyarto dikutip dari Solopos.com -- jaringan SuaraJogja.id, Senin (3/8/2020).
Baca Juga: Waduh! Gegara Tali Layangan, 13 Daerah di Jateng dan DIY Mati Lampu Semalam
Terdapat beberapa kesalahan dalam daftar penerima bantuan yang telah dikeluarkan Giyarto. Diantaranya penerima bantuan yang dianggap sudah tidak berdomisili di Nengahan meskipun warga tersebut merupakan masyarakat asli setempat.
Selain, itu terdapat juga penerima bantuan di desa setempat yang memiliki rumah bertingkat serta mobil Mitsubishi Pajero. Saat ditemui wartawan, Giyarto mengatakan bantuan diberikan ke seluruh elemen masyarakat di Nengahan yang terdampak pandemi Covid-19.
Desa Nengahan sendiri terdiri dari 563 Kepala Keluarga (KK). Hampir seluruhnya menerima bantuan, mulai dari bantuan Pemprov Jawa Tengah, Pemkab Klaten, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa dan bantuan lainnya. Terkait, keputusan Musdesus kedepannya Giyarto mengaku siap bertanggungjawab.
"Semua warga di luar aparatur sipil negara (ASN), pensiunan, dan perangkat desa (perdes) memperoleh bantuan. Entah dari BLT DD, Pemprov Jateng, Kabupaten Klaten, dan lainnya. Jika di musdesus nanti diputuskan penerima BLT DD yang dipersoalkan warga akan ditarik, otomatis nantinya akan ditarik. Saya siap bertanggung jawab juga. Begitu pula soal bantuan ideal yang diberikan ke seorang warga sakit menahun," ujarnya.
Selanjutnya Pemdes Nengahan berjanji siap merevisi daftar calon penerima bantuan yang terdampak Covid-19. Janji tersebut turut disampaikan langsung ketika sekelompok pemuda mendatangi kantor pemerintahan desa.
Berita Terkait
-
Pakistan di Ambang Perang Saudara Mulai dari Imran Khan, Protes Berdarah dan Kekuasaan Militer
-
Kompak Geruduk Istana, Ini Sederet Tuntutan Massa Pendemo Perempuan ke Prabowo
-
Pemerintah Berencana Ubah Subsidi BBM Menjadi BLT
-
Potret Aksi Tuntut Penghentian Proyek Energi Fosil di Indonesia
-
Aksi Tolak Transmigrasi di Nabire Diadang Aparat, Satu Demonstran Luka Kena Peluru Karet
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Saling Lapor Jelang Coblosan di Pilkada Sleman, Dugaan Money Politic hingga Kampanye saat Masa Tenang
-
Nasib Mary Jane: Komnas Perempuan Desak Pemerintah Perhatikan Hak-Hak Perempuan Rentan
-
3,9 Juta Penumpang Nikmati KA Subsidi, Libur Nataru Diprediksi Melonjak
-
Gelar Aksi di Gedung Dewan, Gabungan Rakyat Gunungkidul Tuntut Anggota DPRD Terlibat Video Tak Senonoh Dinonaktifkan
-
Belum Mendapat Informasi Lanjutan Soal Kepulangan Mary Jane, Keluarga Khawatirkan Hal Ini