SuaraJogja.id - Setelah lima bulan Kota Yogyakarta dilanda Virus Covid-19, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat mengungkapkan kualitas udara berada dalam kondisi baik.
Hal tersebut dimungkinkan terjadi lantaran aktivitas masyarakat Yogyakarta berkurang banyak dalam beberapa bulan terakhir.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Suyana menjelaskan, menurunnya aktivitas masyarakat akan berdampak terhadap kualitas udara. Seperti halnya, penggunaan kendaraan bermotor di jalan-jalan umum yang terpantau tidak terlalu padat.
"Seperti aktivitas masyarakat yang keluar dengan motor maupun mobil kemana-mana. Jogja juga tidak ada kemacetan, semua lancar. Artinya, traffic juga tidak padat dan berimbas kepada meningkatnya kualitas udara yang membaik," ujar Suyana dihubungi wartawan, Rabu (5/8/2020).
Baca Juga: Kualitas Udara di Yogyakarta Membaik
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara di sejumlah titik, hasilnya menunjukkan jika kualitas udara di wilayah Kota Yogyakarta berada di warna hijau. Artinya, kualitas udara bagus.
"Kami mengambil sampel di banyak tempat, seperti di lokasi yang lalu lintasnya tinggi seperti di Tugu Pal Putih, Malioboro, Titik Nol, tempat parkir Senopati. Jika kepadatan rendah seperti di perumahan, perkantoran. Bahkan, tempat yang menjadi wilayah industri juga kami ambil. Kemudian kami buat rata-ratanya," jelasnya.
Indikator yang digunakan oleh DLH Kota Yogyakarta sendiri adalah warna. Jika warna hijau berarti baik. Sedangkan, kuning artinya sedang. Adapun warna jingga sendiri yang artinya tidak sehat untuk masyarakat rentan. Terakhir, warna merah yang berarti tidak sehat.
"Sejak aktivitas masyarakat dikurangi Maret lalu itu semua warnanya hijau. Masyarakat kan diimbau untuk tidak keluar rumah. Kemudian, tempat wisata juga tidak ada pengunjungnya. Traffic (lalu lintas di jalan raya) juga rendah. Kualitas udara juga menjadi bagus," jelas Suyana.
Meskipun aktivitas masyarakat di wilayah kota Jogja kembali bergeliat. Seperti, jumlah kendaraan bermotor yang kembali ramai dan lumayan padat di jam-jam tertentu, hal tersebut tidak berdampak terhadap kualitas udara.
Baca Juga: Lebaran 2020, Langit Jakarta Semakin Membiru, Bukti Kualitas Udara Membaik
"Saya kira yang paling memberikan andil terhadap kualitas udara di wilayah kota Jogja adalah masyarakat yang berasal dari wilayah luar kota Jogja. Itu yang memberikan andil paling besar terhadap kualitas udara. Karena nanti kan pasti akan crowded. Sekarang masih hijau dan dibawah ambang batas semua," katanya.
Berita Terkait
-
Jakarta Sesak Napas, Industri Diminta Stop Gunakan Batu Bara!
-
Parah! Hari Kedua Masuk Kerja usai Lebaran, Polusi Udara Jakarta Masuk Kategori Terburuk di Dunia
-
Record Store Day Yogyakarta 2025, Lebarannya Rilisan Fisik Kini Balik Ke Pasar Tradisional
-
Berkah Lebaran: Polusi Udara di Jakarta Turun Signifikan Selama Ditinggal Pemudik
-
DLH DKI Klaim Kualitas Udara di Jakarta Membaik saat Libur Lebaran
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
-
Harga Emas Terbang Tinggi Hingga Pecah Rekor, Jadi Rp1.889.000
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
Terkini
-
Kantongi Lampu Hijau dari Pusat, Pemkab Sleman Tancap Gas Isi Kursi Kosong OPD
-
Polisi Ciduk Arena Judi Terselubung di Sleman, Sabung Ayam Hingga Dadu Ditemukan
-
Warga Jogja Bingung Buang Sampah, Kebijakan Pemkot Tutup TPS Bikin Resah
-
Petani Majalengka Gigit Jari? Ahli Pertanian Sebut Jurus Burung Hantu Prabowo Tak Efektif, Ini Solusi Jitu Basmi Tikus
-
Peringatan Dini BMKG Terbukti, Sleman Porak Poranda Diterjang Angin Kencang