
SuaraJogja.id - Kebijakan Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo untuk menutup beberapa depo dan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) kecil di wilayah perkotaan dalam rangka memenuhi target 100 hari kerja akhirnya membuat sejumlah warga justru mengalam kesulitan membuang sampah. Sebab tidak ada solusi pasca penutupan depo dan TPS.
Sebut saja Mega, warga RW 10 Kampung Jogoyudan, Gowongan, Jetis, Kota Yogyakarta yang mengaku sudah beberapa minggu terakhir kesulitan membuang sampah.
Sebab, Pemkot menutup TPS di RW 13 dua minggu terakhir dan disusul penutupan TPS RW 07 dua hari terakhir
"Kami bingung mau buang sampah di mana lagi karena TPS di RT pun sudah ditutup beberapa bulan terakhir," ujar Mega Jumat (11/4/2025).
Baca Juga: 'Saya Hidupkan Semua!' Wali Kota Jogja Kerahkan 10 Mesin untuk Tangani 300 Ton Sampah Per Hari
Mega mengaku tidak ada kejelasan informasi dari pamong di tingkat RT/RW hingga kalurahan terkait pengadaan gerobak yang bisa mengangkut sampah warga. Padahal setiap hari ada sampah rumah tangga yang dihasilkan warga kampung tersebut.
Mereka bukannya tidak mengolah sampah yang ada. Sampah plastik dan kertas yang dihasilkan sudah diolah di bank sampah yang dimiliki RW.
"Tapi kan tidak hanya sampah plastik dan kertas yang dihasilkan warga, ada sampah residu yang tidak bisa diolah. Nah terus kami harus buang ke mana kalau tidak ada penggerobak yang disediakan setelah TPS ditutup," ujarnya.
Hal senada disampaikan warga Kampung Jogoyudan lainnya, Inah yang mengaku kebingungan membuang sampah dimana pasca penutupan TPS kecil di RW 07 pada Rabu (9/4/2025).
Padahal TPS tersebut menjadi satu-satunya tempat dia dan warga lain membuang sampah pasca kebijakan desentralisasi pengelolaan sampah diserahkan ke kabupaten/kota.
Baca Juga: Solusi Anti-Pesing Ala Jogja: Pampers Kuda untuk Andong Malioboro, Ini Kata Kusir
"Warga juga tidak tahu apakah ada gerobak untuk mengangkut sampah kami. Padahal kami mau saja bayar penggerobak kalau mau membuang sampah warga," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Zonasi Sampah Regional, Terobosan Ahmad Luthfi Atasi Keterbatasan TPA di Jawa Tengah
-
Strategi Investasi BPKH Gagal Tercapai, Kurang Rp704 Miliar dari Target di 2024
-
DKI Jakarta Operasikan Truk Listrik MAB untuk Angkut Sampah
-
Azealia Banks Sebut Indonesia 'Tempat Sampah Dunia': Hinaan atau Keprihatinan?
-
Mengapa Azealia Banks Sebut Indonesia sebagai Tempat Sampah?
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
Terkini
-
Layanan Wealth Management BRI Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat