Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Kamis, 06 Agustus 2020 | 12:10 WIB
Turah Parthayana menunjukkan skripsi hasil belajar di Rusia selama lima tahun. - (Instagram/@turahpartayana)

SuaraJogja.id - YouTuber asal Indonesia, Turah Parthayana tersandung kasus pelecehan seksual. Kejadian yang terjadi sudah setahun lalu tersebut mencuat di media sosial setelah ada pengakuan dari korban yang merasa sanksi untuk pelaku belum cukup.

Turah Parthayana, dikenal sebagai pemuda asal Bali yang tengah menjalani pendidikan strata satu di Rusia. Belum lama ini, Turah bahkan membagikan kegembiraannya yang baru menyelesaikan pendidikannya dan bersiap kembali ke Yogyakarta.

Namun, beredar utas yang dibagikan oleh akun Twitter @sanda_sa119 terkait pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh Turah. Utas tersebut ditulis berdasarkan percakapan Sandi dengan korban berinisial JA melalui sambungan telepon.

Dari pengakuan korban, kronologi pelecehan seksual terjadi ketika Turah dan JA menonton film bersama di kamar temannya berinisial D. JA mengaku, sebelumnya Turah sudah beberapakali mengajak ia untuk menonton film horor bersama.

Baca Juga: Daya Beli Lesu, Sektor Pertanian di DIY Alami Kontraksi Hingga 9,98 Persen

Di luar negeri, umum bagi seorang teman untuk menginap atau menonton film bersama hingga larut. Setelah beberapa kali terus mendapatkan tawaran, JA kemudian mengiyakan ajakan Turah dan mereka menonton film bersama di malam hari.

Awalnya mereka menonton film berdua, karena rekannya D, si pemilik kamar tengah berada di luar. Ketika film berlangsung, JA mengaku bahwa Turah menyentuh beberapa bagian tubuhnya yang masuk dalam kategori pelecehan.

Setelah rekannya pulang, mereka lantas menonton film bersama. Namun, karena malam yang sudah larut, rekan korban akhirnya jatuh tertidur sehingga tinggal korban dan pelaku yang masih menyaksikan film. Pelaku sempat mengarahkan tangan korban untuk menyentuh kemaluannya.

Pelaku juga mencoba untuk mencium korban. Awalnya, JA hanya terdiam karena merasa ketakutan. Namun, ia akhirnya memiliki keberanian untuk mengatakan tidak dan menolak perlakuan pelaku yang menekan korban.

Setelah kembali ke kamarnya, korban lantas menceritakan peristiwa buruk yang ia alami kepada kekasihnya. Merasa tidak terima, pacar korban lalu menghubungi pelaku dan mengajak bertemu untuk meminta kejelasan. Sayangnya, pelaku justru langsung mendatangi kamar korban.

Baca Juga: Pemda DIY Jadwalkan Pematokan Jalur Tol, Warga Kalasan Tunggu Kepastian

JA menceritakan bahwa Turah menggedor kamarnya dengan kencang dan mencoba untuk memaksa masuk. Merasa takut dan terancam korban lantas bersembunyi di kamar mandi dan langsung menghubungi pacarnya. Akhirnya mereka bertiga duduk bersama dan membicarakan peristiwa yang terjadi.

Menurut pengakuan korban, dalam pertemuan tersebut Turah justru menyalahkan korban yang menceritakan peristiwa malam itu kepada pacarnya. Dikatakan, bahwa Turah merasa reputasinya sebagai YouTuber hancur jika cerita tersebut tersebar luas.

Selain itu, berdasarkan pengakuan korban juga bahwa keluarga Turah sempat tidak terima dan berniat untuk melaporkan JA atas tuduhan pencemaran nama baik. Kasus ini sendiri juga dinilai ditutup-tutupi oleh beberapa pihak yang dekat dengan Turah.

"Mengapa gue buka kasus ini? Karna untuk kepentingan keadilan korban dan mencegah korban-korban lainnya. Karena korban tidak hanya satu, tapi yang lain takut speak up. Masih gue tunggu. Ingat korban bisa saja orang tua, adek, kakak dan saudara kita. Untuk itu, tidak ada tempat untuk pelaku pelecehan seksual!," tulis Sandi.

Dalam utasnya, Sandi menyebutkan bahwa adanya korban lainnya yang belum mau bercerita karena takut. Sandi juga menuliskan adanya oknum Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) dan Persatuan Mahasiswa Indonesia Rusia (Permira) yang mencoba menutupi kasus ini.

Sandi ikut menambahkan, sempat terjadi perkelahian antara Turah dan pacar korban yang menyebabkan kacamata pelaku pecah. Dimana korban akhirnya diminta untuk membayar ganti rugi kacamata tersebut. Korban juga sempat mendapatkan tekanan dari Ketua PPI dan Permira yang bernama Gomak.

Menanggapi utas tersebut, Manajer Turah, Jehian Panangian Sijabat menyampaikan bahwa ia secara pribadi juga mengutuk tindak pelecehan seksual yang dilakukan siapapun, termasuk oleh artisnya sendiri. Jehian juga mengaku menyesal baru mengetahui kasus ini.

Melalui utas yang dibagikan Kamis (6/8/2020), tulisan tersebut dibuat berdasarkan percakapan antara ia, Sandi, Gokma dan Turah. Dalam utas itu disampaikan, bahwa setelah berseturu dengan pacar JA, Turah sempat dipanggil oleh Gokma yang lantas disebut pertemuan satu.

Pada pertemuan satu, Turah tidak menyangkal telah melakukan tindak pelecehan seksual dan bersedia menerima sanksi. Menurut Gokma, Turah juga sudah menyampaikan permohonan maaf dan mengaku menyesal. Pelaku juga menerima sanksi sosial dari JA dan PPI.

Turah dikeluarkan dari kepanitiaan yang tengah dijalani, beserta pengunduran diri dari PPI. Pelaku juga memutuskan pindah asrama dan tinggal di apartemen terpisah. PPI juga mengeluarkan surat pernyataan bahwa pelaku telah melakukan tindak kejahatan yang disebarkan ke mahasiswa Indonesia di Russia.

"Menurut Gokma, pada pertemuan 1 TP (Turah Parthayana) menyesali perbuatannya, meminta maaf, dan bersedia melakukan sanksi dari pihak JA. Keesokan harinya, surat pernyataan tersebut disebar kepada mahasiswa Indonesia di Tomsk," tulis Jehian.

Jehian menyampaikan bahwa menurut Gokma dan Turah, permasalahan disepakati selesai di pertemuan satu. Namun, pertemuan kedua harus terjadi karena JA merasa Turah belum cukup klarifikasi. Korban meminta Turah untuk menyampaikan kebenaran peristiwa pada pertemuan mahasiswa Indonesia.

Dalam pertemuan dua JA melakukan mediasi untuk Turah. Gokma juga menyampaikan kronologi peristiwa di depan pelaku dan mahasiswa Indonesia lainnya. Pertemuan itu berakhir dengan penerimaan uang ganti kacamata Turah yang rusak dalam pertengkaran.

Turah dan Gokma kemudian menganggap bahwa masalah disepakati selesai pada pertemuan dua. Pelaku juga sudah putus kontak dengan mahasiswa Indonesia di Tomsk, Rusia sebagai tanda penyesalan dan pengasingan diri.

Sementara, menurut Sandi permasalahan tidak selesai karena keluarga Turah memberikan ancaman kepada JA, yang langsung dibantah oleh Gokma maupun Turah. Pelaku dan Gokma juga menyampaikan, permasalahan ini tidak disebar ke media sosial demi melindungi identitas korban.

"Saya sebagai Manager dari TP merasa malu dan gagal mendidik talent saya, dan menyatakan penyesalan sama kepada pihak korban, terkhusus saudari JA. Saya merasa menyesal tidak mengetahui informasi ini lebih cepat," ujar Jehian.

Ia menutup utas dengan menyampaikan bahwa Turah bukanlah orang yang lari dari kesalahan. Sebelumnya, Turah sempat menyampaikan ingin keluar dari YouTube pada Desember 2019 namun Jehian mengira itu hanya candaan.

Ternyata, itu adalah sikap yang diambil Turah untuk menerima sanksi berhenti sebagai YouTuber. Jeihan mengaku, hingga saat ini ia masih menunggu respon langsung dari Turah. Ia juga menyampaikan agar warganet memberikan dukungan untuk korban yang mau mengungkap kisah menyakitkan ini.

Kisah pelecehan seksual yang dilakukan oleh YouTuber Turah Parthayana menarik perhatian warganet. Dinilai sebagai pria yang baik dan cerdas, cerita pelecehan ini menduduki tangga trending di Twitter tak lama setelah dibagikan.

Load More