SuaraJogja.id - Isak tangis sejumlah kerabat dan keluarga memecah suasana pemakaman di TPU Sasana Laya, Sidokerto, Godean, Sleman. Seorang wanita yang sejak awal tersungkur di tanah memanggil-manggil nama Henry Jovinski (25).
Wanita 54 tahun bernama Vivin Monika adalah ibu kandung Henry Jovinski, anak pertama dari dua bersaudara yang merupakan staf KPU Kabupaten Yahukimo. Ia tewas ditikam orang tak dikenal (OTK) saat menjalankan tugasnya.
Prosesi pemakaman yang dimulai pukul 08.15 WIB dihadiri oleh Bupati Sleman Sri Purnomo, Sekretaris KPU Provinsi Papua Ryllo Asuri Panay, serta Ketua KPU RI Arief Budiman.
Ayah Henry, Sugeng Kusharyanto (54), menceritakan bahwa Henry tumbuh besar hingga meraih gelar sarjana IT di Purwokerto, Jawa Tengah. Sejak 2019 lalu Henry menjadi ASN di KPU Yahukimo. Selama ini dia bertugas di KPUD Provinsi Papua. Sementara pada Sabtu (8/8/2020), Henry mengabarkan kepada keluarga bahwa ia akan bertugas ke Yahukimo karena akan dilaksanakan Pilkada serentak 2020.
Baca Juga: Staf Dibunuh Pelaku Misterius, Ketua KPU RI ke Anak Buah: Lebih Hati-hati
"Jika dengan mamanya seminggu dua kali selalu telepon. Jika tidak padat [tugas] ia menelepon, selalu memberi kabar bahwa di sana juga baik-baik saja, dia merasa betah," ujar Sugeng ditemui usai pemakaman, Kamis (13/8/2020).
Keluarga almarhum pun masih bertanya-tanya mengapa pelaku tega menghabisi putra pertama dari dua bersaudara ini. Pasalnya, Henry hanya seorang staf IT. Ia bukan seorang pejabat KPU yang biasanya tampil di depan publik.
"Anak saya bukan penentu pemenang pilkada atau penentu caleg di sana. Dia hanya orang IT di belakang layar. Saya bingung kenapa anak saya yang tidak punya jabatan apa-apa [dibunuh]," katanya.
Dari kronologi yang didapat Sugeng, dia hanya tahu, Henry saat itu tengah membonceng rekannya, kemudian terjadi serangan. Rekan Henry yang di depan selamat dan bisa ke kantor. Saat kembali, Henry sudah dalam kondisi tertidur.
"Saya tanya sekretaris [KPU] Yakuhimo untuk menceritakan yang jelas agar kami keluarga tenang. Keikhlasan ini ada, kami meminta transparan terbuka, tapi mereka tidak berani menjelaskan. Kami ingin tahu dianiaya seperti apa anak kita. Kenapa harus diperlakukan seperti itu dan kenapa kepada anak saya. Anak saya ASN, bukan pejabatnya," kata Sugeng.
Baca Juga: Diserang Orang Tak Dikenal dari Dalam Hutan, Staf KPU Yahukimo Tewas
Ia melanjutkan bahwa dari informasi yang didapat, pelaku sempat mencegat Henry ketika dalam perjalanan. Namun Sugeng tak bisa memastikan seperti apa peristiwa itu terjadi.
Berita Terkait
-
Ratusan Pelajar di Papua Demo Tolak Makan Gratis, Mendikdasmen: Program Masih Dievaluasi
-
Geger di Yahukimo! Ratusan Pelajar Turun ke Jalan Tolak Program Makan Bergizi Gratis
-
Seribu Lilin Dinyalakan, Aksi Damai Solidaritas Keadilan untuk Tobias Silak Digelar di Nabire
-
Akui Bunuh Anggota Polres Yahukimo, OPM Sebut Korban Ditikam saat Mabuk Berat
-
Bripda Oktovianus Gugur Ditikam Orang Tak Dikenal di Yahukimo, Polisi Tangkap 3 Terduga Pelaku
Tag
Terpopuler
- Nyaris Adu Jotos di Acara TV, Beda Pendidikan Firdaus Oiwobo Vs Pitra Romadoni
- Indra Sjafri Gagal Total! PSSI: Dulu Pas Shin Tae-yong kan...
- Nikita Mirzani Tak Terima Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara: Masa Lebih Parah dari Suami Sandra Dewi
- Kini Jadi Terdakwa Kasus Pencemaran Nama Baik Hotman Paris, Iqlima Kim Dapat Ancaman
- Minta Maaf Beri Ulasan Buruk Bika Ambon Ci Mehong, Tasyi Athasyia: Harusnya Aku Gak Masukkan ke Kulkas
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Terbaru Februari 2025, Kamera Andalan!
-
Pandu Sjahrir Makin Santer jadi Bos Danantara, Muliaman D Hadad Disingkirkan?
-
Alat Berat Sudah Parkir, Smelter Nikel PT GNI yang Diresmikan Jokowi Terancam Tutup Pabrik
-
Sah! OJK Cabut Izin Usaha Jiwasraya, Tak Singgung Nasib Nasabah
-
Jokowi Sentil Megawati Usai Larang Kepala Daerah PDIP Ikut Retreat
Terkini
-
Belum Dapat Instruksi ke Akmil Magelang, Sejumlah Kepala Daerah Kader PDIP Bertahan di Jogja
-
Ketum PP Muhammadiyah Sampaikan Lima Pesan untuk Para Kepala Daerah
-
PDIP Minta Kepala Daerah Tunda Hadiri Retreat di Magelang, Analis: Berpotensi Picu Konflik Internal
-
Sayangkan Band Sukatani Minta Maaf ke Polisi, Haris Azhar: Bukti Represi Kebebasan Berekspresi
-
Jengah Gelombang Aksi Massa Tak Dihiraukan Elit, Masyarakat Tradisi Jogja Gelar Teatrikal Budaya