Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Minggu, 16 Agustus 2020 | 12:47 WIB
Ilustrasi pasien corona. (BBC)

SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul mengumumkan adanya 25 kasus Corona (Covid-19) baru, Sabtu (15/8/2020) kemarin. Dari 25 kasus positif Corona itu adalah 21 pegawai Dinas Kesehatan dan empat lainnya berasal dari masyarakat.

Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul, Priyanta Madya Satmaka mengakui adanya klaster baru dari perkantoran, yaitu Dinas Kesehatan kabupaten Gunungkidul.

"Satu orang berasal dari tenaga kesehatan di Puskesmas," ujar Priyanta, Sabtu malam.

Priyanta mengatakan, sejak ditemukan pertama kali tanggal 25 Maret 2020 lalu di Kepanewonan Ponjong sebenarnya tidak terjadi kenaikan kasus Covid 19 yang signifikan. Bahkan ketika sudah masuk di bulan Mei itu agak landai karena sebetulnya kenaikannya tidak terlalu tajam sampai Juni.

Baca Juga: CDC: Pasien Sembuh Covid-19 Mungkin Kebal Virus Corona, Tapi...

Namun begitu masuk di bulan Juni akhir terjadi kenaikan secara signifikan. Apalagi di bulan Juli kemudian Agustus di mana pertengahan minggu pertama kemarin sedikit tenang. Namun ternyata hari Sabtu ini, peningkatan kasus Covid-19 signigikat. Sampai tanggal 14 Agustus, total ada sebanyak 128 pasien positif, 105 yang sembuh dan yang dirawat 19 serta meninggal 4 orang.

"Kemudian 15 Agustus bagi kita kompilasi sampai pada pukul 11 kita tutup jumlah akumulasi per hari ini adalah 153 kasus jadi ada kenaikan 25 kasus hari ini kemudian yang sembuh dari 105 kemarin hari ini jadi 108 ada ada penambahan kasus sembuh 3 kemudian yang dirawat kemarin 19 hari ini menjadi 41 atau ada penambahan 22 orang," paparnya.

Mereka kini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari dan RSUD Saptosari. Sementara ada 1 orang pegawai Dinkse memilih isolasi mandiri di rumah setelah persyaratan isolasi mandiri terpenuhi. Selain itu, ada 2 pasien covid19 yang berasal dari pasien umum yang juga melakukan isolasi mandiri.

Priyanta menjelaskan alasan mengapa banyak karyawan Dinas Kesehatan yang terpapar Covid-19. Pasalnya, Dinkes merupakan garda terdepan dalam penanganan Covid-19 sehingga risiko terpaparnya justru paling tinggi dibanding dengan yang lain.

"Sejak tanggal 25 Maret 2020, kami tidak pernah libur. Jika teman-teman lain bisa Work From Home, kami Dinkes tidak bisa melakukannya. Kami tetap melayani Puskesmas-puskesmas dan masyarakat," katanya.

Baca Juga: Awas Remaja, Vape Bisa Tingkatkan Potensi Terkena Covid-19

Di samping itu, ia mengakui jika kondisi kantor Dinas Kesehatan sendiri sangat sulit untuk menerapkan protokol kesehatan terutama syarat sosial distancing atau jaga jarak. Karena dengan kondisi ruangan yang cukup sempit, karyawan Dinas Kesehatan bekerja di dalamnya. Di mana satu ruangan bisa diisi 3-4 orang.

Load More