Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 18 Agustus 2020 | 12:57 WIB
Aksi demo tandingan tolak kawasan Gejayan dilakukan oleh Paguyuban Ayem Tentrem di Simpang Gejayan. Mereka menolak kawasan tersebut digunakan untuk aksi mahasiswa yang populer disebut Gejayan Memanggil, Selasa (18/8/2020). [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

Dari pengalaman aksi Gejayan Memanggil yang rusuh beberapa waktu lalu, warga merasa aksi-aksi unjuk rasa sudah tidak sesuai, keluar dari tujuan utamanya. Mereka khawatir aksi yang lebih brutal bisa terjadi bila kedepannya.

Padahal warga ingin Gejayan menjadi kawasan yang adem dan ayem. Warga sempat memasang spanduk penolakan aksi unjuk rasa sebelum demo mahasiswa.

Namun spanduk tersebut tiba-tiba hilang saat  terjadi aksi unjuk rasa.

“Untuk itu warga berkumpul dan memutuskan untuk kembali menolak unjuk rasa mahasiswa di kawasan Gejayan ini,” imbuhnya.

Baca Juga: Pasien Anak Positif Covid-19 di Sleman Ada Sebanyak 10 Orang, Mayoritas OTG

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More