Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 18 Agustus 2020 | 19:41 WIB
Bupati Sleman Sri Purnomo berbicara pada awak media di Pendopo Parasamya, Kompleks Pemkab Sleman, Selasa (18/8/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memperbolehkan sekolah yang berada di zona kuning untuk dibuka kembali di tengah situasi Pandemi Covid-19.

Menanggapi kebijakan tersebut, Pemkab Sleman menyiapkan sejumlah konsep untuk memberikan keamanan saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka diadakan lagi.

Bupati Sleman Sri Purnomo membeberkan bahwa saat ini pihaknya tengah membahas konsep KBM secara tatap muka yang efektif diterapkan di masa adaptasi kebiasaan baru.

"Kami lakukan evaluasi tiap akhir bulan. Dasarnya bukan untuk merencanakan tanggal sekian akan begini [membuka lagi sekolah], tapi memantau perkembangan hariannya," kata Sri Purnomo, ditemui di Pendopo Parasamya, Kompleks Pemkab Sleman, Selasa (18/8/2020).

Baca Juga: Soal Rencana Buka Kembali Sekolah, Menteri Nadiem Diminta Gunakan Hati

Kesimpulan dari evaluasi tersebut nantinya bakal dijadikan draf dalam penentuan kebijakan selanjutnya.

Sri menjelaskan, pada tahap awal masuk sekolah, nantinya akan diberlakukan sistem on-off, yakni siswa masuk secara bergilir.

Sebagian belajar di sekolah dan sebagian belajar di rumah.

"Tujuannya untuk relationship antar-siswa. Jadi komunikasi guru dengan siswa bisa berjalan bagus. Selama ini kan komunikasi hanya melalui lewat online," katanya.

Dia berharap, pembelajaran tatap muka dapat segera diterapkan.

Baca Juga: Sama-sama Sibuk, Ini Cara Kustini Tetap Bisa Romantis dengan Sri Purnomo

Pasalnya menurut Sri, desa di Sleman sudah banyak yang masuk zona kuning, bahkan tingkat pedukuhan rata-rata telah ditetapkan sebagai zona hijau.

"Jika terlalu lama [belajar di rumah], kasihan juga, tapi kita tidak bisa memaksa. Ketika ada orang tua yang memproteksi, pembelajaran dari rumah pun kita layani," jelasnya.

Disinggung kapan penetapan waktu pembelajaran tatap muka dibuka, Sri belum bisa memastikan.

Sebab, tren laju pertumbuhan kasus Covid-19 di Sleman cenderung meningkat.

"Tren kasus yang terjadi di Sleman akhir-akhir ini meningkat. Maka belum bisa dipastikan, tetapi kami siapkan sistem tersebut agar saat keadaan mulai reda bisa diterapkan," katanya.

Berdasar data peta zonasi risiko yang termuat di situs www.covid19.go.id per 18 Agustus 2020, Kabupaten Sleman masuk dalam kategori risiko sedang atau zona kuning.

Load More