SuaraJogja.id - Peneliti Utama World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, Prof. Adi Utarini menekankan pentingnya masyarakat melakukan pencegahan secara konsisten sebagai upaya memutus serangan DBD.
Ia mengungkapkan, salah satu langkah pencegahan DBD yakni pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Terlebih lagi, nyamuk Aedes aegypti selalu ada sepanjang tahun.
"Masyarakat tahu, paham untuk PSN, tapi belum terus-menerus," ujarnya, ditemui wartawan, di Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (26/8/2020).
Ia menambahkan, selain PSN, ada langkah lain dalam mencegah gigitan nyamuk demam berdarah, yaitu mengenakan pakaian lengan panjang.
"Saya mulai berpikir, kenapa anak-anak Sekolah Dasar itu tidak mengenakan celana panjang? Karena celana gelap itu menarik nyamuk untuk datang. Sepertinya saatnya beralih untuk mengenakan celana berwarna terang," ungkapnya, teriring senyum tipis.
Di kesempatan yang sama, ia bersama jajaran peneliti WMP berserta Yayasan Tahija, mengumumkan hasil riset mereka. Perihal efektivitas penurunan kasus DBD, lewat Randomized Controlled Trial (RCT) di Yogyakarta.
Dari inovasi teknologi itu diketahui, wolbachia di sejumlah daerah, terbukti efektif menurunkan 77% kasus DBD.
Uut mengatakan, hasil penelitian ini merupakan keberhasilan utama yang dipersembahkan bagi Yogyakarta, Indonesia dan dunia.
"Diperkirakan terdapat 7 juta kasus demam berdarah setiap tahunnya, di Indonesia. Hasil penelitian RCT menunjukkan dampak signifikan dari metode wolbachia dalam menurunkan demam berdarah di perkotaan," kata dia.
Baca Juga: Marah Ke Petugas Keamanan UGM di Medsos, Pria Ini Malah Dihujat Warganet
Sementara itu, Ketua Yayasan Tahija, Trihadi Saptoadi menjelaskan, hasil RCT menunjukkan kasus menyerupai puncak gunung es, namun disertai bukti ilmiah yang bisa diukur. Sehingga kami bisa masuk ke tahap selanjutnya.
Yayasan berharap, inovasi teknologi yang diinisiasi Tahija bersama WMP ini, bisa diadopsi oleh pemerintah pusat dan daerah, sebagai salah satu teknologi aman dalam menanggulangi DBD.
Ahli Entomologi WMP, Warsito Tantowijoyo menjelaskan, 12 dari 24 area di Kota Yogyakarta dan sebagian Kabupaten Bantul telah dipilih secara acak dan memperoleh intervensi wolbachia.
Peletakkan ember berisi telur nyamuk berwolbachia ini dilakukan di 12 area. Sedangkan 12 area lainnya tanpa intervensi wolbachia (area kontrol).
Pelaksanaan teknologi RCT wolbachia dilakukan dengan cara, menempatkan ember-ember berisikan telur nyamuk berwolbachia, ke sejumlah rumah di lokasi penelitian, imbuh Warsito
Lalu, warga yang menjadi 'ayah atau ibu asuh' menjaga ember tersebut agar tidak tumpah.
Ember dititipkan selama dua pekan, dan tidak perlu dicek oleh warga. Karena dalam jangka waktu tertentu, tim WMP akan ke rumah yang dititipkan ember tadi, untuk mengeceknya.
"Biasanya warga antusias ikut melihat saat kami mengecek nyamuk. Karena mereka juga jadi belajar siklus nyamuk, dari telur hingga menjadi nyamuk," ujarnya.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Purwadi menyebutkan, di Kota Yogyakarta, program wolbachia terbukti mengurangi kasus DBD secara bertahap.
Dari yang sebelumnya sekitar 1.700 kasus DBD pada 2016, menurun bertahap tiap tahun. Saat ini, hingga Agustus 2020 tercatat ada 264 kasus DBD ditangani oleh Pemkot Yogyakarta.
"Wilayab yang terkena memang banyak di wilayah selatan, karena topografi wilayah Yogya itu lebih tinggi di wilayah utara, dibanding selatan," ujarnya.
Saat ini, masih banyak kecamatan di kawasan Yogyakarta sebelah selatan yang memiliki kasus DBD. Antara lain Umbulharjo, Kotagede, Mantrijeron.
Pekan depan, sedianya nyamuk berwolbachia dilepas di Kotagede. Pemkot berharap, ke depan, kasus DBD di Yogyakarta selalu jauh berkurang.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Elkan Baggott Curhat ke Jordi Amat: Saya Harus Seperti Apa?
Pilihan
-
Menko Airlangga: Tidak Ada Negara yang Bisa Tumbuh Konsisten di 5 Persen
-
Anggaran MBG vs BPJS Kesehatan: Analisis Alokasi Jumbo Pemerintah di RAPBN 2026
-
Sri Mulyani Disebut Pihak yang Restui Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Per Bulan
-
Sri Mulyani Berencana Naikkan Iuran BPJS Kesehatan 4 Bulan Lagi
-
Viral Noel Ebenezer Sebut Prabowo Ancaman Demokrasi dan Kemanusiaan
Terkini
-
Damkar Jogja Minta Maaf Gagal Temukan Kunci di Selokan: Sudah Keluarkan Ilmu Debus!
-
Waspada Macet Total! Ring Road Utara Jogja Bakal Ditutup Malam Hari, Ini Skenario Pengalihan Arusnya
-
Waspada Warga Jogja! Proyek Tol Jogja-Solo Masuki Ring Road Utara, Pemasangan Girder Dimulai
-
Protes Kenaikan Tunjangan, Aktivis Jogja Kirim Korek Kuping dan Penghapus ke DPR RI
-
Sleman Diterjang Cuaca Ekstrem: Joglo Rata dengan Tanah, Kerugian Ratusan Juta!