SuaraJogja.id - Sebagai upaya untuk menekan persebaran COVID-19, Kecamatan Cangkringan menggelar rapid test bagi sejumlah penambang pasir yang berisiko tinggi terpapar.
Camat Cangkringan, Suparmono menjelaskan saat ini di Cangkringan sebetulnya sudah tidak ada lagi yang terpapar COVID-19. Sebanyak tiga orang yang beberapa waktu lalu positif COVID-19, sudah sembuh semua setelah dirawat di RSUD Prambanan.
Meski begitu, wilayah Cangkringan hingga sementara ini statusnya urung bergeser dari zona kuning.
Untuk tetap menjaga situasi dan kondisi agar tak bergeser ke zona oranye, pihaknya pun berinisiatif untuk menggelar rapid test di beberapa titik yang dianggap berisiko tinggi.
Di antaranya yakni para pekerja atau pengelola di objek wisata dan para pekerja di tambang pasir.
"Pekerja di obyek wisata atau pengelola wisata, penjaga retribusi tambang, dan basecamp tambang telah kami lakukan rdt bekerja sama dengan Puskesmas Cangkringan. Sejauh ini hasilnya tidak ada yang reaktif," ungkapnya saat dihubungi, Rabu (26/8/2020).
Dari total 10 perusahaan tambang, sudah ada 75 penambang yang diambil sampling rdt. Pada awal September 2020 mendatang, akan dilakukan rdt mandiri (dibiayai perusahaan tambang) kepada 254 orang yang bekerja di basecamp tambang.
Selain menggelar rapid test secara berkala, Suparmono menambahkan, monitoring penerapan protokol kesehatan secara rutin juga dilakukan oleh Gugus Tugas Kecamatan dan Desa. Terutama terkait dengan pemakaian masker, cuci tangan pakai sabun di air mengalir dan jaga jarak (tidak berkerumun).
"Untuk itu, saat ini Cangkringan lebih ketat menerapkan protokol kesehatan. Baik di obyek wisata, tambang, pesta pernikahan dan fasilitas layaan umum. Kalau tidak pakai masker tidak dilayani," lanjutnya.
Baca Juga: Era Adaptasi Kebiasaan Baru, Wisawatan Sleman Perlu Daftar Online
Sementara itu, dari zona kecamatan hijau, Camat Seyegan Budi Pramono memaparkan pihaknya berusaha menggerakkan semua elemen, kekuatan gugus, termasuk tingkat dusun secara optimal agar menjalankan protokol kesehatan secara konsisten.
"Kuncinya kan di masyarakat, edukasi masyarakat. Biar mereka sadar bahaya COVID-19 dan sadar penerapan protokol," ujarnya.
Ia menambahkan, pihak kecamatan juga meminta kepada para warga yang memiliki kerabat di luar DIY untuk menunda kontak.
"Kalau mendesak [bertemu], ya dipastikan bebas COVID-19, lewat rapid atau tes lain," ujarnya.
Terpisah, kala ditanya perihal perubahan peta sebaran COVID-19, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sleman, Shavitri Nurmala mengungkapkan pemkab Sleman terus memantau pergerakan warga yang keluar masuk di wilayah kecamatan, terutama para pemudik.
Ia meminta agar perangkat desa aktif dan rutin melaporkan kondisi dan situasi di wilayahnya kepada gugus tugas kabupaten.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Eks Parkir ABA di Jogja Disulap Jadi RTH, Ini Target & Kapasitas Parkir Pengganti
-
Seleb TikTok Gunungkidul Diduga Tipu Puluhan Juta, Bisnis Celana Boxer Berujung Penjara?
-
Revisi KUHAP: Dosen UGM Ungkap Potensi Konflik Akibat Pembatasan Akses Advokat
-
5 Rekomendasi Hotel di Penang yang Dekat dengan RS Gleneagles
-
DIY Genjot Sertifikasi Dapur MBG: Cegah Keracunan Massal, Prioritaskan Kesehatan Anak