Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 26 Agustus 2020 | 20:45 WIB
Tim dari PDAM Tirta Handayani Gunungkidul melakukan pengecekan kondisi salah satu pompa di Goa Seropan yang rusak. [Dok. PDAM]

Kendati sudah banyak laporan kekeringan, Edy menyebut dampak tahun ini belum separah 2019. Sebab berdasarkan data warga yang terdampak, hingga pertengahan Agustus 2020 ada 94 ribu jiwa. Sedangkan tahun lalu mencapai 100 ribu jiwa.

Saat ini kekeringan di Gunungkidul pun masih dalam status siaga, belum sampai level darurat. Edy mengatakan status darurat ditetapkan jika kondisi kekeringan semakin parah.

Jika anggaran sudah habis sementara masih ada wilayah kekeringan yang mengajukan bantuan maka pihaknya akan menaikkan ke status darurat.

Tahun ini BPBD Gunungkidul menyiapkan anggaran Rp 740 juta untuk penanganan kekeringan. Dana ini bersumber dari APBD Gunungkidul.

Baca Juga: Biar Nyaman Wisata New Normal, DISPAR DIY Luncurkan Jogja Clean an Safe

Di mana sebagian besar dana dialokasikan untuk keperluan operasional, seperti truk pengangkut air bersih untuk dropping dan sebagainya.

"Kami sudah mengalokasikan sebanyak 2 ribu tangki air bersih untuk keperluan dropping. Dan sepertinya masih terus berlanjut," ungkapnya.

Kontributor : Julianto

Load More