Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 02 September 2020 | 20:35 WIB
Sartillah (46) alias Mbah Illah, juru masak santri penghafal Al-Qur'an di Rumah Tahfidz Nurul Qur’an Patuk, Gunungkidul - (ist)

Selain mengaji Al-Qur’an, setiap bakda Magrib, keseharian Mbah Illah juga dipenuhi dengan berbagai kajian di Rumah Tahfidz Nurul Qur’an, seperti pengajian malam Rabu, pembacaan selawat setiap malam Jumat, dan aktivitas lainnya.

Santri penghafal Al-Qur'an di Rumah Tahfidz Nurul Qur’an Patuk, Gunungkidul - (ist)

Kini Rumah Tahfidz Nurul Qur’an telah menjadi cahaya di tengah masyarakat Desa Patuk. Cahaya keikhlasan para penghafal Al-Qur’an terus terpancar, tidak hanya untuk santri, tetapi juga warga sekitar rumah tahfidz seperti Mbah Illah.

Berkah Al-Qur’an rupanya memang nyata. Tak kasat wujudnya, tetapi dirasakan ketenangannya bagi siapa saja yang turut serta mendawamkan dan menjaganya.

Baca Juga: Badan Penuh Tato, Tujuh Pemuda Ini Fasih Lantunkan Syair Aqidatul Awam

Load More