SuaraJogja.id - Hidup di tengah wabah Covid-19 memaksa masyarakat harus lebih kreatif untuk tetap bertahan hidup.
Salah satunya seperti yang dicontohkan masyarakat urban di pinggir aliran Kali Code, Kota Yogyakarta.
Warga di Kampung Ledok Tukangan, Kelurahan Tegalpanggung, Kecamatan Danurejan, memanfaatkan media sosial untuk memutar roda perekonomian melalui Pasar Kali Online (PKO).
Penggagas PKO, Anang Naschihudin menjelaskan, bahwa PKO merupakan wadah bagi warga setempat untuk berjualan secara online. PKO sendiri dicetuskan saat wabah covid-19 mulai ramai di Yogyakarta.
"Awalnya saat Covid-19 masuk ke Indonesia sekitar Maret lalu menjadi sebuah berita yang cukup mengerikan. Kampung kami ikut terdampak, apalagi kebijakan pemerintah untuk stay at home. Selain itu warga kami banyak yang menjadi buruh di mall yang ada di Malioboro. Akibatnya banyak yang kena PHK," ujar Anang ditemui wartawan, Rabu (2/9/2020).
Ia melanjutkan di tengah keterpurukan itu, banyak warga yang berusaha untuk tetap menyambung hidup. Beberapa diantaranya beralih profesi menjadi penjual makanan.
"Banyak yang mencoba bertahan dengan berjualan makanan. Awalnya hanya antar tetangga yang ditawari, kan kita diimbau untuk tetap di rumah. Lambat laun banyak warga yang membuka usaha, akhirnya melihat potensi ini akan berkembang besar, saya bersama pemuda lain membuat wadah bernama Pasar Kalo Online (PKO)," terang Anang yang juga warga asli Ledok Tukangan itu.
Pria 43 tahun ini mengetahui jika tak semua warga menguasai teknologi digital. Apalagi media sosial. Dicetuskannya wadah tersebut untuk memudahkan pedagang menerima pesanan dan menjajakan barang jualannya.
PKO sendiri, sebut Anang memanfaatkan media sosial berupa Instagram, Facebook dan Wordpress. Anang menyebut untuk penjualan makanan sendiri, PKO menggunakan media sosial Instagram.
Baca Juga: Muncul 29 Kasus Baru di DIY, 12 Warga Kota Jogja Positif COVID-19
"Jadi setiap malam kami membuat katalog makanan yang akan disediakan masing-masing pedagang. Lalu kami unggah di feed Instagram. Teknis pemesanannya nanti pembeli diarahkan ke WhatsApp yang tertera di Instagram itu, mereka menyertakan alamat nanti kami antar ke rumah pembeli. Kami juga menyediakan banyak produk yang bisa di pilih," ungkapnya.
PKO mengggandeng 3 RW yang berjumlah lebih kurang 1.500 orang. Awalnya Terdapat 35 pedagang yang terdaftar di PKO. Kendati demikian pihaknya menjaring para pedagang lainnya hingga berjumlah 19 orang.
"Jadi kami lakukan agar makanan yang dijual berbeda-beda. Karena jika ada dua yang sama dikhawatirkan satunya bisa laku, satu lainnya bisa jadi tidak laku," terang Anang.
Memasuki new normal, PKO mulai mengalami peningkatan. Pembeli tak hanya warga Ledok Tukangan namun sampai luar wilayah Danurejan.
"Karena awalnya mempromosikan di media sosial, akhirnya hampir semua orang bisa memesan. Hingga hari ini orang dan warga dari luar sering memesan makanan yang dijual di PKO," terang dia.
Menggandeng anak muda, PKO menggunakan jasa pengantaran secara mandiri. Dirinya menyediakan motor pribadi. Selain itu pengantaran juga dilakukan dengan sepeda kayuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Roy Suryo Desak Kejari Jaksel Tangkap Silfester Matutina: Kalau Sudah Inkrah, Harus Dieksekusi!
- Bukan Jay Idzes, Pemain Keturunan Indonesia Resmi Gabung ke AC Milan Dikontrak 1 Tahun
- 3 Klub yang Dirumorkan Rekrut Thom Haye, Berlabuh Kemana?
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
Pilihan
-
Irak Mulai Panik, Ketar-ketir Lihat Perkembangan Timnas Indonesia
-
Tarif Trump Berlaku 7 Agustus 2025, IHSG Borpotensi Merana Hingga Akhir Tahun
-
Saham Terafiliasi Suami Puan Maharani Bergerak Abnormal, Langsung Kena Sentil BEI
-
Antam Tarik Utang Rp8 Triliun dari Bank Asing
-
Dirut Food Station Tersangka Tapi Beras Oplosan Terlanjur Beredar, Pramono Serukan Penarikan
Terkini
-
DPRD DIY Pasang Badan, Lawan Kebijakan PPATK yang Bekukan Rekening Warga Tanpa Bukti
-
Dampak Ekonomi Tol Jogja-Solo: 6 Exit Tol di Sleman Diharapkan Dongkrak Pariwisata dan Kuliner
-
Aksi Nekat Maling Sasar SD di Sleman, Uang Puluhan Juta Lenyap! Polisi Turun Tangan
-
Borobudur Dipakai Promosi Jogja? Blunder Dinas Pariwisata Bikin Geleng-Geleng Kepala
-
Mulai Agustus 2025: Pelajar Gunungkidul Bisa Cek Kesehatan Gratis! Ini Targetnya