Scroll untuk membaca artikel
Rima Sekarani Imamun Nissa
Senin, 07 September 2020 | 09:05 WIB
Ilustrasi anak sakit. (Shutterstock)

SuaraJogja.id - Hepatitis A bukan hanya bisa dialami orang dewasa. Anak-anak pun rentan terhadap penyakit ini. Nah, apa risikonya jika si kecil sampai terkena hepatitis A?

Para orang tua tidak perlu panik. Meski begitu, jangan pula meremehkan penyakit ini. Mari kenali hepatitis A agar bisa melindungi anak tersayang dari risiko terinfeksi dengan menyimak penjelasan dalam rilis yang disampaikan GlaxoSmithKline Pharmaceuticals berikut ini.

Semudah itukah si kecil bisa terkena Hepatitis A?

Berdasarkan keterangan WHO, hepatitis A adalah infeksi pada organ hati yang bisa menyebabkan penyakit ringan sampai berat dan disebabkan oleh virus Hepatitis A. Meskipun jarang terjadi, penyakit ini juga dapat menyebabkan kematian.

Baca Juga: Cegah Terpapar Virus Corona dengan Sanitasi Alat Makeup, Begini Caranya!

Kenali penyebab dan cara pengobatan Hepatitis A. (shutterstock)

Walau kita lebih sering mendengar penyakit organ hati diidap oleh orang dewasa, bukan berarti anak-anak tidak bisa kena. Menurut CDC, hepatitis A dapat menginfeksi anak-anak, terutama yang tinggal di area dengan sanitasi rendah.

Apa hubungannya sanitasi dengan hepatitis A? Virus hepatitis A umumnya menyebar secara fecal-oral. Artinya, si kecil dapat tertular hepatitis A ketika memegang benda, mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi kotoran orang yang terinfeksi virus ini.

Beberapa skenario penularan Hepatitis A pada anak-anak yang biasanya terjadi adalah jika orangtua terinfeksi atau melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi lalu menyiapkan/memasak makanan untuk anak tanpa mencuci tangan atau tidak mencuci bahan makanan/minuman yang telah terkontaminasi virus hepatitis A terlebih dahulu dengan baik.

Apa yang akan terjadi jika kita terkena penyakit Hepatitis A?

Infeksi hepatitis A biasanya memang tidak menyebabkan penyakit hati jangka panjang (kronis) dan jarang berakibat fatal.

Baca Juga: Hubungan Antara Sanitasi di Lingkungan dan Stunting pada Balita

Walau demikian, penyakit ini berpotensi menyebabkan gagal hati, terutama pada lansia dan orang yang sudah menderita penyakit hati kronis sebelumnya.

Ada beberapa gejala hepatitis A, antara lain:

  1. Demam
  2. Kelelahan
  3. Kehilangan selera makan
  4. Mual
  5. Muntah
  6. Sakit perut
  7. Urin berwarna gelap
  8. Diare
  9. Kotoran berwarna tanah liat
  10. Nyeri send
  11. Penyakit kuning (kulit dan mata menguning.

CDC menyebutkan, sekitar 70% anak-anak di bawah usia 6 tahun tidak menunjukkan gejala-gejala di atas ketika mereka menderita hepatitis A.

Perlu diketahui juga, anak yang terinfeksi hepatitis A tanpa terdeteksi gejalanya juga dapat menjadi sumber penularan virus ini kepada orang lain, apalagi virus hepatitis A mampu bertahan hidup di luar tubuh selama berbulan-bulan.

Bisakah kita mencegah penularan hepatitis A?

Ilustrasi vaksin hepatitis A. (shutterstock)

Menurut WHO, ada beberapa cara yang paling efektif untuk mengatasi penyakit hepatitis A, yaitu:

  • Memperbaiki sanitasi, yaitu penyediaan air bersih dan pembuangan limbah yang dalam hal ini adalah tinja.
  • Biasakan untuk mempraktekkan kebersihan dasar yang baik, termasuk mencuci tangan setelah menggunakan kamar mandi, mengganti popok, dan sebelum menyiapkan atau makan makanan demi mencegah penyebaran virus hepatitis A.
  • Vaksinasi, terutama saat hendak bepergian ke daerah dengan risiko penularan yang tinggi jika berasal dari daerah/negara dengan tingkat endemisitas rendah dan sedang.

WHO telah merekomendasikan masuknya vaksin hepatitis A ke dalam program wajib imunisasi nasional bagi anak usia 1 tahun ke atas yang tinggal di daerah dengan perubahan endemisitas Hepatitis A tinggi ke sedang.

Vaksin hepatitis A biasanya diberikan dalam 2 kali suntikan dengan selang waktu 6 bulan sehingga dapat memberikan perlindungan jangka panjang. Anak-anak sangat membutuhkannya karena biasanya mereka kurang memperhatikan hal-hal seputar kebersihan dasar. Untuk informasi lebih lanjut, para orangtua disarankan berkonsultasi dengan dokter anak

Load More