SuaraJogja.id - Catatan miris menyertai peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Se-Dunia yang tepat jatuh di hari ini 10 September.
Berdasarkan catatan Yayasan Pemerhati Kesehatan Jiwa yang berbasis di Gunungkidul, Imaji (Inti Mata Jiwa), di wilayah Kabupaten Gunungkidul, tercatat ada 30-an kejadian bunuh diri setiap tahun.
Pada tahun 2019 tercatat 33 kejadian, dan pada tahun 2020 sampai hari ini (10/9/2020) tercatat ada 22 kejadian bunuh diri (19 kejadian gantung diri dan 3 minum cairan beracun). Hari ini sendiri juga ada dua kasus gantung diri di Gunungkidul.
"Setiap nyawa yang hilang akibat bunuh diri berimbas pada pasangan hidup, anak, orang tua, teman, atau kolega seseorang. Setiap 1 kasus bunuh diri, ada sekitar 135 orang yang terdampak dan menderita kesedihan yang mendalam,"ujar Ketua Imaji, Jaka Yanu Idiasta saat diskusi dengan awak media di Wonosari Kamis (10/9/2020).
Baca Juga: Kontak dengan Warga Positif Corona, Empat Pamong di Gunungkidul Dikarantina
Menurutnya, bunuh diri merupakan perkara rumit. perilaku itu merupakan irisan dari faktor risiko genetik, psikologis, sosial dan budaya serta faktor risiko lainnya. Terkadang berkaitan dengan pengalaman traumatik dan kehilangan yang pernah terjadi.
Kasus-kasus bunuh diri menunjukan peristiwa dengan berbagai macam motif, berawal dari sebab-akibat yang unik (tidak bisa digeneralisir), bersifat kompleks, dan beragam situasi.
Heterogenitas ini menjadi tantangan bagi semua pihak untuk berperan dalam pencegahan bunuh diri. Tantangan ini dapat diatasi dengan mengadopsi pendekatan menyatukan pemahaman dan langkah di berbagai jenjang guna pencegahan bunuh diri.
"Banyak faktor yang menyebabkan bunuh diri," katanya.
Berdasarkan data yang telah dikaji oleh Imaji, penyebab bunuh diri yang terjadi di Gunungkidul didominasi akibat depresi.
Baca Juga: Sakit hingga Susah Jalan, Lansia di Gunungkidul Gantung Diri
Dalam catatan mereka, depresi menduduki rangking pertama mencapai 43 % sebagai penyebab bunuh diri. Sementara faktor lain di antaranya seperti sakit fisik menahun 26 %, tidak ada keterangan 16%, gangguan jiwa berat 6%, masalah ekonomi 5 % dan masalah keluarga 4%.
Kalau pelaku bunuh diri di Gunungkidul menurut Gender masih didominasi laki-laki sebanyak 57%, dan perempuan 43%. Untuk usianya paling banyak adalah di atas 60 tahun ada 39%, di usia 46-60 tahun ada 20 %, usia 18-45 tahun ada 34% dan di bawah 18 tahun ada 7 %.
Psikiater di RSUD Wonosari dan RS PKU Muhammadiyah Wonosari, dr. Ida Rochmawati menambahkan, sebenarnya Gunungkidul sudah selangkah lebih maju dibanding dengan daerah lain karena telah memiliki Peraturan Bupati (Perbup) Pencegahan Bunuh Diri. Bahkan satu-satunya daerah yang memiliki Perbup pencegahan bunuh diri.
"Hanya saja aplikasi di lapangan masih harus dievaluasi," tambahnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Serem! Video Ulat Jati 'Kuasai' Jalanan Gunungkidul, Benarkah Musim Ulat Tiba?
-
Viral! Pemotor 'Bersenjata' di Gunungkidul Dikira Klitih, Ternyata Musuhnya Ulat Jati
-
Serangan 'Operasi Bunuh Diri' Hamas di Tel Aviv Tewaskan Satu Orang, Ditengah Upaya Gencatan Senjata
-
Serangan Bom Bunuh Diri Sasar Pasukan Gabungan Irak-Kurd, Tiga Perwira Tewas
-
2 'Dosa Besar' Justin Hubner Selama Bela Timnas Indonesia, Bikin Tim Frustasi
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Logistik Pilkada Sleman sudah Siap, Distribusi Aman Antisipasi Hujan Ekstrem
-
Seharga Rp7,4 Miliar, Dua Bus Listrik Trans Jogja Siap Beroperasi, Intip Penampakannya
-
Skandal Kredit Fiktif BRI Rp3,4 Miliar Berlanjut, Mantri di Patuk Gunungkidul Mulai Diperiksa
-
Pakar Ekonomi UMY Minta Pemerintah Kaji Ulang Terkait Rencana Kenaikan PPN 12 %
-
DIY Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana hingga 2 Januari 2025