Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 14 September 2020 | 06:49 WIB
Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

"Serta mendorong berbagai pihak untuk melakukan inovasi kegiatan pembelajaran diluar kegiatan tatap muka," ungkapnya.

Dari hasil monitor MCCC, beberapa AUM Pendidikan telah membuka kegiatan pembelajaran tatap muka atau berencana dalam waktu dekat untuk membuka kegiatan pembelajaran tatap muka. Rencana kegiatan tersebut membawa konsekuensi yang perlu diwaspadai. 

Sebab pelaksanaan kegiatan tatap muka di sekolah/pesantren/perguruan tinggi disaat seluruh wilayah Indonesia secara epidemiologi masih mengkhawatirkan akan mengakibatkan peningkatan kedaruratan yang disengaja di dalam lingkungan sekolah/pesantren/kampus.

Kejadian kedaruratan ini tidak mudah dikendalikan. Bila akan dilaksanakan harus disediakan berbagai protokol- protokol kesehatan, perlengkapan pelaksanaan dan penegakan protokol kesehatan, penyediaan peralatan dan perlengkapan pengendali komando kedaruratan, dukungan keuangan yang cukup.

Baca Juga: Muncul 49 Kasus Baru di DIY, 11 Karyawan Kesehatan Sleman Positif COVID-19

Selain itu tersedianya sumberdaya manusia pelaksana sistem komando kedaruratan di AUM pendidikan yang terlatih dan memiliki kompetensi yang bisa dipertanggungjawabkan.

"Inisiatif pembukaan kegiatan pembelajaran atau perkuliahan saat ini dikhawatirkan tidak akan banyak membantu dari sisi kelangsungan AUM namun dapat menimbulkan krisis yang lebih panjang akibat kemungkinan terjadinya penularan di lingkungan sekolah, madrasah, pesantren, perguruan tinggi yang akan menjadi tanggungjawab penuh bagi pimpinan AUM tersebut," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More