SuaraJogja.id - Ngatemi (59) sejak pagi hari terlihat menjinjing sebuah jerigen ukuran 20 liter. Wanita asal warga Padukuhan Blimbing RT 05 Kalurahan Girisekar Kepanewonan Panggang ini menyusuri jalan berbatu dan menuruni bukit yang lumayan menguras tenaga hanya untuk mengambil air telaga.
Tetapi air tersebut bukan untuk dikonsumsinya, melainkan untuk minum 4 ekor sapi yang ia pelihara bersama anaknya.
Setiap hari, Ngatemi harus bolak-balik minimal 5 kali untuk mengambil air dengan jerigen berwarna putih tersebut.
Jika tidak, ia khawatir 4 ekor sapi miliknya tak dapat tumbuh dengan baik akibat kekurangan air. Apalagi di musim kemarau seperti sekarang ini, ia perlu lebih sering mengambil air di Telaga Cowet.
Tak hanya Ngatemi, puluhan ibu-ibu dan anak-anak dari 3 padukuhan yang berada di Kalurahan Girisekar setiap hari mendatangi telaga Cowet. Selain mengambil air untuk ternak, mereka juga mencuci pakaian serta mandi. Tak jarang anak-anak mereka bawa serta untuk mandi di air telaga tersebut.
Meski keruh, namun Ngatemi dan puluhan ibu rumah tangga lainnya terpaksa memanfaatkan air telaga tersebut.
Telaga yang debit airnya sudah berkurang cukup banyak ini menjadi satu-satunya solusi warga Kalurahan Girisekar untuk menghemat air. Karena di wilayah mereka sejatinya sudah dialiri oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Gunungkidul.
"Kalau minum dan masak menggunakan PAM (PDAM). Tapi untuk cuci dan mandi lebih banyak di telaga, biar irit. Apalagi untuk sapi,"ujar Ngatemi, Selasa (15/9/2020) ketika dijumpai di telaga tengah mengambil air.
Ngatemi mengatakan, meski kemarau panjang, air telaga Cowet tak pernah kering. Seperti namanya, Cowet diambilkan dari kata Eco dan Awet di mana Eco itu berarti enak dan awet berarti tak pernah habis. Telaga ini memang sudah menjadi sumber penghidupan bagi warga Girisekar dan sekitarnya.
Baca Juga: Satu per Satu Bakal Cabup dan Cawabup Gunungkidul Mundur dari Jabatannya
Lurah Girisekar, Sutarman mengungkapkan musim kemarau kali ini lebih ringan dibanding dengan tahun sebelumnya. Selain durasinya yang diperkirakan lebih pendek, di musim kemarau kali ini warga sudah banyak terbantu dengan adanya aliran PDAM. Dari 9 padukuhan yang ada di Girisekar, sudah ada 7 padukuhan yang teraliri air dari PDAM.
"Yang PDAM itu untuk konsumsi. Kalau mencuci atau minum ternak ambil dari telaga,"terangnya.
Di Kalurahan ini sebenarnya ada beberapa telaga yang dulu dimanfaatkan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan kebutuhan lainnya. Namun kini tinggal telaga Cowet saja yang debit airnya masih bisa dimanfaatkan oleh warga. Mandi, cuci baju dan kebutuhan ternak.
Di tahun 90an lalu, telaga ini banyak dimanfaatkan untuk memasak. Bahkan dulu banyak yang beranggapan jika meminum air teh dengan menggunakan air telaga memiliki rasa yang lebih enak ketimbang dengan sumber air lainnya. Namun seiring masifnya PDAM menyediakan jaringan air, kini sebagian besar warga sudah memanfaatkannya untuk kebutuhan minum dan memasak.
"Kalau yang dua dusun masih mengharapkan droping air dari pemerintah. Kalau yang mampu ya beli air bersih satu tangki Rp 150 ribu," paparnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
7 Wisata Populer di Bantul yang Cocok Dikunjungi saat Libur Natal dan Tahun Baru 2025
-
Pencarian 3 Pendaki Ilegal Gunung Merapi Berakhir, Satu Ditemukan Meninggal Dunia
-
Jadwal PSIM Yogyakarta vs PSBS Biak Resmi Alami Perubahan, Maju Satu Hari
-
Pastikan Keamanan Ibadah Natal 2025, Polda DIY Sterilisasi Puluhan Gereja
-
Tak Ada Larangan Kembang Api di Jogja, Masyarakat Diminta Rayakan Tahun Baru dengan Bijak