Scroll untuk membaca artikel
Rendy Adrikni Sadikin
Kamis, 17 September 2020 | 13:31 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjenguk ulama Syekh Ali Jaber di kediamannya yang berada di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (15/9/2020) / Foto : KSP

SuaraJogja.id - Syekh Ali Jaber ternyata punya firasat sebelum ditusuk Alpin Adrian saat berdakwah di Bandar Lampung, Minggu 13 September 2020. Syekh Ali merasa bersyukur mengenakan jubah hitam bukan jubah putih saat ditusuk.

Menurut Syekh Ali Jaber, dirinya beruntung mengenakan jubah hitam sehingga ceceran darahnya tak begitu terlihat di jubahnya. Bisa dibayangkan jika dia mengenakan jubah putih, warga pasti panik.

Soal firasat sebelum insiden tersebut disampaikan oleh Gus Miftah dalam podcast di kanal YouTube Deddy Corbuzier.

“Firasatnya luar biasa, tadi beliau (Syekh Ali Jaber ) cerita, setelah sekian lama nggak pakai jubah hitam, kok pas hari itu kok pakai jubah hitam, biasanya putih Syekh?” ujar Gus Miftah bertanya ke Syekh Ali seperti dikutip Hops.id--jaringan Suara.com--, Kamis (17/9/2020).

Baca Juga: Kesal Acara Ceramah di Dekat Rumahnya, Alasan Alpin Lukai Syekh Ali Jaber

Ulama yang hafiz quran itu menjawabnya. “Biasanya memang pakai warna putih atau abu-abu,” jawab Syekh Ali mengiyakan Gus Miftah.

Syekh Ali Jaber mengaku entah kenapa pada hari itu mengenakan jubah hitam tak seperti biasanya mengenakan jubah putih atau abu-abu. Syekh Ali mengaku sudah lumayan lama tidak menggunakan jubah berwarna hitam.

“Cukup lama nggak pakai, terakhir pas acara kultum lah di TV, untuk acara jemaah jarang,” kata Syekh Ali Jaber.

Syekh Ali Jaber pun bersyukur memakai pakaian hitam. Jika tidak, ia yakin jemaahnya akan semakin panik melihat bajunya bersimbah merah darah.

“Saya pakai hitam jadi terlihat basah saja, ndak terbayang kalau pakai putih bagaimana jemaah,” tuturnya.

Baca Juga: Kalau Kasus Penusukan Syekh Ali Jaber Ditutup Polisi Nanti Dicurigai Lagi

Syekh Ali Jaber pun percaya tak ada sesuatu di dunia ini yang kebetulan. Mulai dari pemilihan baju yang ia pakai, hingga kejadian yang menimpanya.

“Saya mempercayai satu hal. Tidak ada sesuatu yang terjadi kebetulan. Semua ditentukan oleh Allah. Semua dituntun oleh Allah. Kita lari dari takdir ke takdir. Saya percaya ketika kita reaksi dengan takdir, marah, emosi, takdir ini nggak akan berubah. Kalau bisa mengubah saya marah, maka saya hanya tenang diam,” kata Syekh Ali Jaber.

Load More