SuaraJogja.id - Masker kain menjadi pilihan untuk melindungi diri di masa pandemi ini. Dan para wirausahawan Indonesia terus berkreasi dengan masker kain buatan dalam negeri. Sebanyak 50 wirausahawan muda yang berasal dari Denpasar, Tabanan, Kota Tua Jakarta, Klaten, Yogyakarta, Borobudur, Lombok, dan Toba, turut serta dalam kampanye “Pakai Masker Kain Tradisional”. Ini merupakan kampanye membuat masker menggunakan kain tradisional Indonesia, termasuk ulos, batik, tenun endek, dan tenun Lombok.
Langkah para wirausaha muda ini tak lepas dari peran UNESCO Jakarta yang sejak Maret 2020 memfasilitasi serangkaian pelatihan bisnis secara virtual, untuk mendampingi sekitar 400 wirausaha muda dari Jawa Tengah, Yogjakarta, Kota Tua Jakarta, Toba, dan Bali untuk mengatasi masa-masa sulit di tengah pandemi.
Salah satu kegiatan yang digagas adalah kegiatan “Kampanye Pakai Masker Kain Tradisional” yang secara khusus diprakarsai guna mendukung wirausaha muda yang bekerja di sektor tenun tradisional dan fesyen untuk memberikan mereka alternatif peluang pendapatan.
Kampanye yang diluncurkan UNESCO Jakarta sejak Juli 2020 ini memberikan pemahaman mengenai sejarah dan signifikansi budaya kain tradisional, serta pelatihan secara langsung tentang mengembangkan cerita produk dan menjahit masker berkualitas.
Antara Agustus dan September, kampanye ini kemudian memberikan penugasan pada para peserta untuk mendesain dan membuat masker mereka sendiri, kemudian membuat foto dan pesan yang menarik untuk diunggah di media sosial.
Digelar oleh UNESCO Jakarta dan Citi Indonesia, kampanye ini merupakan bagian dari proyek “Creative Youth at Indonesian Heritage Sites” yang didukung oleh Citi Foundation.
Tujuan dari proyek tersebut membangun kapasitas 400 wirausaha muda yang tinggal di dan sekitar empat daerah tujuan wisata utama Indonesia, yaitu Borobudur Prambanan, Kawasan Danau Toba, Bali, dan Kotatua Jakarta.
Proyek ini bermaksud membangun keterkaitan antara situs warisan budaya dan mata pencaharian penduduk sekitar, dengan menyediakan pelatihan-pelatihan bagi para wirausaha muda untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan bisnisnya seraya terus melestarikan dan mempromosikan nilai-nilai budaya situs tersebut.
“Segera setelah larangan pergerakan publik dan mengumpulkan massa diumumkan di Indonesia, UNESCO Jakarta segera mengubah bentuk kegiatan workshop dari pertemuan langsung di ruang kelas menjadi daring, memanfaatkan platform media sosial. Ini memungkinkan kami terus terhubung dengan para wirausaha muda kami dengan lebih sering. Kampanye Pakai Masker Kain Tradisional ini adalah salah satu dari hasil pelatihan-pelatihan daring kami,” kata Prof. Shahbaz Khan, Direktur dan Perwakilan UNESCO Jakarta dalam Live Streaming acara Gelar Karya Masker Kain Tradisional, Rabu (16/9/2020).
Lutfi Koriah Yunani, seorang wirausaha muda dari Bayat, Klaten, Jawa Tengah, mengatakan bahwa kampanye ini memberi ia inspirasi untuk membuat masker inovatif mengombinasikan motif batik truntum dengan tema Hari Kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Perusahaan Israel Ini Buat Masker Kain Anti-Covid-19, sedang Diuji di China
"Saya membuat masker ini bersama-sama dengan para pembatik di desa saya untuk membantu mereka selama masa krisis ini. Apalagi setelah masker tersebut diunggah di Instagram @kitamudakreatif, saya mendapatkan banyak tanggapan dan pesanan. Sampai akhir Agustus 2020, kami sudah tiga kali memproduksi masker tersebut, untuk merespons pesanan-pesanan baru yang masuk," kata Lutfi yang juga mengaku bahwa pendapatan bisnisnya menjadi meningkat sehingga ia mampu membantu ibu-ibu pembatik di desanya.
Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Bali – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, I Made Dharma Suteja mengatakan bahwa masker kain tradisional telah menjadi pilihan alternatif selama pandemi Covid-19.
Masker-masker berbahan kain tradisional seperti tenun endek Bali, ulos Toba, tenun Lombok dan Batik, sambung dia, mempunyai kekayaan filosofi di balik setiap motifnya, sehingga selain sebagai pelindung wajah juga bisa menjadi souvenir dengan nilai seni yang tinggi.
"Kami mendukung kegiatan ini, karena selain merupakan upaya pelestarian, kegiatan ini juga bisa secara positif membantu para perajin kain tradisional di tengah krisis,“ kata Dharma Suteja.
Sedangkan Puni A. Anjungsari, Country Head of Corporate Affairs, Citi Indonesia, mengatakan bahwa dirinya melihat bahwa pengusaha muda memainkan peran kunci dalam membangun ekonomi Indonesia di masa depan.
Masker-masker hasil karya para wirausaha muda yang mengikuti kampanye ini kemarin, Rabu (16/9/2020), ditampilkan di acara Gelar Karya Masker Kain Tradisional yang berlangsung secara live di YouTube dan Instagram @KitaMudaKreatif. Koleksi masker kain tradisional lainnya juga dapat dilihat di akun Instagram Kita Muda Kreatif (@kitamudakreatif).
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik