SuaraJogja.id - Perangkat desa di Kulon Progo mengaku kesulitan untuk membiayai penyediaan shelter bagi karantina pasien COVID-19.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kulon Progo, Sudarmanto mengatakan bahwa pemerintah kelurahan sudah kehabisan dana untuk membiayai penyediaan shelter pasien COVID-19.
"Dana penanganan mencegah penularan COVID-19 dari dana desa sudah habis pada Juli dan Agustus 2020. Biaya Tak Terduga kelurahan di beberapa kelurahan juga sudah habis," kata Sudarmanto seperti dilansir dari Antara, Rabu (23/9/2020).
Ia mengatakan dana desa dari pemerintah pusat juga sudah digunakan untuk memberikan bantuan langsung tunai (BLT) bagi warga terdampak COVID-19 yang belum mendapat bantuan dari pusat, provinsi, dan kabupaten.
"Kalau anggaran shelter ini dibebankan pada desa/kelurahan, tentu tidak akan berjalan sesuai harapan karena anggaran desa di Kulon Progo sudah dilaksanakan, termasuk dana desa," katanya.
Sementara itu, Lurah Pengasih Djoko Purwanto mengatakan sejak Juni 2020 pemerintah desa tidak mampu membiayai penyediaan shelter yang diperuntukkan bagi pendatang atau warga yang baru pulang dari zona merah COVID-19.
"Shelter sebenarnya masih dapat digunakan, tapi kami tidak mampu lagi menanggung biaya operasional," katanya.
Pemerintah Kelurahan Pengasih saat ini menyerahkan sepenuhnya kepada keluarga atau warga sekitar untuk membantu warga yang membutuhkan fasilitas untuk menjalankan karantina mandiri, termasuk dalam pemenuhan kebutuhan bahan makanan selama menjalani isolasi.
Dua rumah sakit rujukan dan satu tempat isolasi di Kulon Progo sudah tidak mampu lagi menampung pasien COVID-19 yang membutuhkan fasilitas isolasi.
Baca Juga: Muncul Klaster Arisan di Kulon Progo dan 4 Berita Terpopuler SuaraJogja
Ruang isolasi di RSUD Wates dan RS Nyi Ageng Serang Sentolo sudah penuh. Fasilitas isolasi di Rumah Singgah Teratai di Kompleks RSUD Wates juga hampir penuh, hanya empat dari 16 kamar yang masih bisa digunakan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Erix Soekamti, dari Panggung Musik ke Lapangan Padel: Gebrakan Baru untuk Olahraga Jogja?
-
Penganiayaan Santri Putri: Pondok Klaim Sudah Tangani Sesuai Prosedur, Tapi Keluarga Korban Tak Terima
-
Santri Diduga Dianiaya di Ponpes Sleman, Orang Tua Kecewa dan Lapor Polisi Usai Dianggap Bertengkar
-
Koperasi Sleman Siap Saingi Minimarket? Ini Jurus Ampuh Tingkatkan Daya Saing
-
Disperindag Sleman Ungkap Penyebab Harga Beras Naik: Bukan Hanya Soal Stok