Scroll untuk membaca artikel
Rendy Adrikni Sadikin
Jum'at, 25 September 2020 | 11:19 WIB
Mantan panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. (Suara.com/Yosea Arga)

SuaraJogja.id - Eks Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo bercerita ketika meminta Ketua DPR menyobek surat penunjukannya menjadi Panglima TNI dan membuang ke tempat sampah.

Dalam wawancara dengan tvOne yang ditayangkan di kanal YouTube, Gatot, yang kala itu menjabat KASAD mengungkapkan, alasan kenapa menolak berkali-kali diangkat jadi Panglima TNI.

Bukan tak taat pada pimpinan tertinggi TNI, Gatot Nurmantyo berdalih momentumnya diangkat jadi panglima belum tepat. Menurut Gatot Nurmantyo, belum pas saatnya jadi panglima.

Kala itu, Gatot Nurmantyo malah menyarankan Jokowi menjadikan Marsekal TNI Agus Supriatna yang menjabat KSAU yang jadi Panglima TNI saja.

Baca Juga: Ilham Aidit : Gatot Nurmantyo Koar-Koar Isu PKI, Duplikasi Cara Orba

Melansir dari Hops.id--jaringan Suara.com, Jumat (25/9/2020), Gatot menjelaskan situasi yang tak tepat yakni modal kekuasaan Presiden Jokowi kala itu minim untuk memegang kendali politik.

Gatot mengaku diajukan sebagai Panglima TNI ketika Jokowi baru menjabat sekitar 2015. Saat itu, Gatot becanda ke Jokowi, Presiden kan memang menjabat Presiden tapi tidak memegang DPR, kepolisian, kejaksaan dan bahkan TNI,

“Saya bilang begitu, situasi seperti itu. Karena kita sama-sama tahu begitu beliau (Jokowi) jadi presiden kan beliau hanya didukung sama rakyat. Di DPR beliau tidak punya partai,” kata Gatot menjelaskan.

Gatot mengatakan upaya ke-tiga Jokowi agar Gatot untuk jadi Panglima TNI didengarnya dari Ketua DPR, Setya Novanto.

Gatot mengaku terjebak dalam pertemuan dengan Setya Novanto di sebuah acara di Singapura.

Baca Juga: Beri Isu Maruf Amin Positif Corona, Kakek Gusti Tulis Ini di Grup FB Jokowi

Dari mulut Setya Novanto, Gatot diberitahu Jokowi ingin dirinya menjadi Panglima TNI.

Load More