Scroll untuk membaca artikel
Rendy Adrikni Sadikin
Jum'at, 25 September 2020 | 11:19 WIB
Mantan panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. (Suara.com/Yosea Arga)

“Saya mendapat informasi dari Ketua DPR di Singapura. Saya kejebak, saya diajak makan oleh teman tiba-tiba ketemu Setnov. Di mana Setnov mengatakan (soal pengajuan Panglima TNI). Saya jawab tidak ke pak Setnov untuk jadi panglima. Saya katakan saya tidak berkeinginan jadi Panglima TNI,” ujarnya.

Setya Novanto, dikisahkan Gatot, saat itu kaget mendapat penjelasan dari Gatot. Dua pekan usai pertemuan di Singapura itu, Gatot mendapat telepon dari Setya Novanto.

Gatot kala itu berada di Denmark. Dalam perbincangan itu, Setya Novanto menyampaikan ke Gatot, telah menerima surat dari Presiden yang isinya pengajuan Gatot sebagai calon tunggal Panglima TNI.

“Beliau (Setnov) tanya, surat ini harus saya apakan? Saya jawab, ada dua Pak Ketua. Yang pertama sobek-sobek masuk kantong sampah. Yang kedua terserah Pak Ketua. Karena saya bukan tidak berkeinginan, situasi seperti itu jangan saya dulu, nanti dulu,” jelas Gatot.

Baca Juga: Ilham Aidit : Gatot Nurmantyo Koar-Koar Isu PKI, Duplikasi Cara Orba

Meski terdapat dinamika tersebut, akhirnya Gatot Nurmantyo diajukan ke DPR sebagai calon tunggal Panglima TNI dan disetujui parlemen.

Gatot dilantik jadi Panglima TNI pada 8 Juli 2015 dan menjabat sampai 8 Desember 2017.

Load More