Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 02 Oktober 2020 | 15:13 WIB
Ilustrasi ekonomi saat pandemi (pixabay)

"Data tersebut menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 telah berdampak terhadap semua sektor, tak terkecuali sektor pendidikan di DIY," ujarnya.

Fathul menyebut, hal itu tetap terjadi kendati citra Kota Pelajar sudah melekat pada DIY sejak lama, termasuk pula biaya hidup yang terjangkau dan ragam pilihan perguruan tinggi yang berkualitas, yang dianggap menjadi daya tarik calon mahasiswa dalam memilih DIY sebagai tempat belajar.

"Sayangnya, pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir, menciptakan keterbatasan bagi calon mahasiswa untuk mengikuti seleksi mahasiswa baru," ungkapnya.

Kunci recovery DIY: Local demand, local supply

Baca Juga: Pakar Minta Ekonomi Digital yang Telah Terbangun Harus Dijaga

Jaka Sriyana mengungkapkan, DIY memiliki karakter khas yang bernilai positif dalam membantu masyarakat setempat menghadapi resesi ini.

Selain kapasitas masyarakat lokal sendiri, aktivitas ekonomi di DIY ditopang dengan adanya permintaan masyarakat lokal terhadap barang primer dan bisa disediakan oleh masyarakat lokal sendiri. Dengan demikian, ekonomi akan berjalan level minimal.

"Ini daerah yang tidak menjadikan jasa sebagai faktor besar. Tapi local demand, local supply ini jadi faktor penting positif bagi DIY. Saya juga masih melihat masyarakat DIY bersikap positif dalam merespon protokol kesehatan masih relatif taat. Recovery perlahan bisa mulai awal tahun depan, pertengahan tahun depan mudah-mudahan bisa kembali," ungkap Jaka.

Sementara itu, ketika sektor wisata bisa bergerak terbatas dan tetap mengedepankan protokol kesehatan, itu bisa menjadi tambahan.

"Pendidikan kita harapkan juga bisa kembali dan di sanalah recovery itu terjadi," paparnya.

Baca Juga: Aktivitas Ekonomi Bisa Tetap Jalan Jika 3M Diterapkan

Jaka memperkirakan, ke depan masih dimungkinkan adanya pertumbuhan UMKM baru di DIY, terutama yang bergerak di bidang penyediaan kebutuhan primer.

Load More