Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Jum'at, 02 Oktober 2020 | 20:47 WIB
Relawan PMI Sragen membujuk Wagiyo agar mau mendapatkan perawatan di rumah sakit. - (Solopos.com)

SuaraJogja.id - Sedang membersihkan ladang dari rumput liar dan dedaunan, tangan pria ini digigit ular bandotan. Akibatnya, tangan pria ini mengalami luka yang cukup parah. Tangannya bengkak, melepuh, dan berwarma hitam hingga sulit digerakkan.

Nasib tragis menimpa Wagiyo (45), warga Jatirejo, Ngargosari, Sumberlawang, Sragen. Tangannya mengalami luka yang cukup parah lantaran terkena serangan ular bandotan saat sedang membersihkan ladangnya.

Dilansir Solopos.com -- jaringan Suarajogja.id, Wagiyo mulanya tengah membersihkan ladang-ladangnya dari rumput dan dedaunan. Saat beristirahat di atas bebatuan, tiba-tiba muncul ular bandotan yang dikenal memiliki bisa beracun yang tinggi.

Ular itu tiba-tiba menggigit lengan kanan Wagiyo. Spontan ia lantas mengibaskan lengannya hingga gigitan ular itu terlepas. Sambil menahan sakit, Wagiyo lalu pulang ke rumah dan menganggap semuanya baik-baik saja.

Baca Juga: Hilang Sejak 106 Tahun Lalu, Spesies Ular Emas Langka Kembali Ditemukan

Beberapa saat kemudian, dia mulai merasakan nyeri yang luar biasa pada tangan yang terkena gigitan. Setelah dibujuk oleh keluarganya, ia akhirnya bersedia dibawa ke RSUD dr Soeratno Gemolong.

Namun, Wagiyo menolak saran dokter untuk melakukan rawat inap. Pria paruh baya ini hanya ingin dirawat jalan sambil menerima sejumlah obat pereda nyeri. Sayang, obat-obat tersebut tampaknya kurang efektif.

Setelah Wagiyo meminum obat yang diberikan selama beberapa hari, rupanya obat itu tidak cukup efektif untuk menangkal racun ular. Alih-alih sembuh, dampak dari gigitan ular bandot itu justru makin mengganas.

Lengan Wagiyo menjadi bengkak, melepuh, dan menghitam seperti gosong. Ada beberapa benjolan di permukaan kulit yang berisi cairan. Kondisi itu membuat lengan kanan Wagiyo menjadi sulit digerakkan.

Sebelumnya pada Rabu (30/9/2020), sukarelawan PMI dari Sragen datang untuk menjemput Wagiyo. Mereka hendak membawanya ke RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen. Selain PMI, Pemerintah Desa Ngargosari juga datang untuk membujuknya.

Baca Juga: Hadapi Pergantian Musim, BPBD Bantul Sediakan Pos Pemantauan di Setiap Desa

“Sukarelawan datang dengan memakai APD [alat pelindung diri] level 2 sesuai protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. Ambulans Rescue Medic Alfa 02 PMI Sragen sudah tiba di lokasi. Namun, yang bersangkutan tetap tidak mau dibawa ke rumah sakit,” jelas Wakil Ketua PMI Sragen Suwarno, Kamis (1/10/2020).

Sayang, bujukan dari kedua belah pihak itu, dan dibantu dengan keluarga, tidak bisa mengubah pendirian Wagiyo. Pria itu tetap bersikukuh tidak mau dibawa ke rumah sakit dengan dalih tetangganya pernah dirawat di rumah sakit akibat gigitan ular dan justru meninggal dunia.

Peristiwa ini turut menarik perhatian pencinta satwa, Panji Petualang. Melalui unggahannya di Instagram, dia memberikan komentar atas peristiwa tersebut. Ia mengatakan, sebenarnya gigitan ular gibuk bisa diatasi. Namun pada kasus Wagiyo tersebut, Panji menilai, kondisi tangan Wagiyo merupakan akibat dari penanganan yang terlambat. 

Komentar Panji Petualan soal tangan warga yang digigit ular. - (Instagram/@panjipetualang_real)

"Sebetulnya gigitan ular gibug bisa diatasi oleh Anti bisa ular Biosave. Ini kayaknya telat penanganan," tulis @panjipetualang_real. 

Panji juga mendoakan semoga Pak Wagiyo segera sembuh. Unggahan Panji tersebut sudah disukai lebih dari 66 ribu pengguna Instagram. Ada seribu lebih komentar yang ditinggalkan warganet. Beberapa menyampaikan komentar menanyakan bentuk ular yang menggigit Wagiyo dan mendoakan kesembuhannya. 

Load More