Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Sabtu, 03 Oktober 2020 | 14:30 WIB
Duri dan Munipah di tempat kos barunya di Solo. - (Solopos.com)

Selama enam tahun, pasangan suami istri itu tinggal di tanah kosong tepi jalan. Terkadang saat malam hari mereka tidur di emperan toko. Setiap hari keduanya pergi memulung demi buah hati yang semestinya akan lahir segera. Sampai saat ini, pelaku tabrak lari belum ditemukan.

Usai mendapatkan perawatan medis, kedua bayi laki-laki kembarnya itu dimakamkan di Kediri tempat asalnya. Duri mengaku tidak banyak menuntut dari peristiwa tabrak lari yang menimpanya. Bahkan, ia tidak melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak kepolisian. 

Duri tidak mengharapkan pelaku untuk datang dan meminta maaf kepada dirinya atau sekadar memberikan tali asih kepadanya. Ia hanya percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini pasti ada balasannya, entah saat ini maupun nanti. 

Sebelum kecelakaan, Duri biasa mendapat penghasilan antara Rp50 ribu hingga Rp70 ribu sehari. Sedangkan saat ini ia hanya bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp20 ribu hingga Rp30 ribu karena harus merawat istrinya yang mengalami cedera kepala berat.

Baca Juga: 4 Fakta Kisah Lolita, Pemulung Cantik Cari Sampah untuk Obati Ibu

Saat ini, Munipah dan Duri telah pindah ke kosan yang lebih layak untuk ditinggali. Mereka juga rutin periksa ke puskesmas terdekat. Ada banyak bantuan mengalir untuk mereka.

Kondisi Munipah sendiri sudah berangsur-angsur membaik. Duri juga mengatakan, semenjak pindah ke kos, pemerintah Kalurahan Nusukan juga sudah mengunjungi mereka. 

Load More