SuaraJogja.id - Nasib nahas dialami seorang bocah perempuan berumur 12 tahun warga Kalurahan Getas Kapanewonan Playen Kabupaten Gunungkidul. Ia jadi korban pencabulan yang dilakukan oleh ayah kandungnya saat 'dipulangkan' oleh Yayasan Pondok Pesantren karena pandemi covid-19.
Beruntung aksi tidak selayaknya dilakukan oleh orangtua kandung tersebut segera terungkap oleh tetangga yang merasa curiga dengan perilaku bocah tersebut dan gerak-gerik yang aneh dari ayah kandung bocah tersebut.
Warga lantas meringkus W (43) ayah kandung dari bocah perempuan berumur 12 tahun tersebut.
Peristiwa pencabulan tersebut terungkap bermula ketika santri perempuan tersebut dipanggil pulang ke rumah oleh ayahnya berinisial W, Senin (5/10/2020) siang. Saat diminta pulang oleh W, bocah perempuan tersebut tengah bermain di mushola tak jauh dari rumahnya.
Baca Juga: APK Dirusak, Tim Immawan-Martanty Lapor Ke Bawaslu Gunungkidul
Warga sekitar tidak ada yang mengetahui untuk apa W memanggil puterinya tersebut. Namun setelah cukup lama di dalam rumah, bocah tersebut kembali terlihat bermain di tempat terakhir sebelum dipanggil ayahnya tersebut.
Saat itu, kebetulan di seputaran lokasi bocah perempuan tersebut banyak warga yang sedang melakukan kerja bakti. Warga curiga dengan perilaku bocah tersebut usai pulang ke rumahnya. Warga semakin curiga jika bocah tersebut kembali menjadi korban aksi tak senonoh yang dilakukan oleh ayahnya tersebut.
Terlebih sebelumnya W memang pernah kepergok melakukan hal tak seronoh kepada puterinya tersebut. Warga pun lantas mencari tahu dengan 'menginterograsi' kepada bocah tersebut secara halus dan pelan-pelan. Meskipun sempat menolak bercerita, namun akhirnya bocah perempuan tersebut membeberkan apa yang dialaminya.
Dengan polos, bocah malang tersebut kemudian menceritakan apa yang dilakukan selama ini oleh ayah kandungnya kepada warga. Mendengar penuturan bocah tersebut, warga lantas mendatangi kediaman W. Warga sepakat untuk melaporkan W ke Mapolsek Playen.
"Anaknya memang agak berkebutuhan khusus,"tutur salah seorang tetangga korban namun enggan disebutkan namanya.
Baca Juga: Ada Isu Tsunami 20 Meter, Wisatawan ke Pantai Gunungkidul Susut 1000 Orang
Warga dan tetangga tersebut merasa prihatin dengan yang dialami oleh bocah malang tersebut. Bocah tersebut justru menjadi korban aksi bejat yang dilakukan oleh ayah kandungnya sendiri ketika harus belajar dari rumah akibat pandemi covid-19.
Berita Terkait
-
Darurat Kekerasan Seksual Anak: Saat Ayah dan Kakek Jadi Predator, Negara Malah Pangkas Anggaran
-
Cabuli Mahasiswi, Mendiktisaintek Ungkap soal Status ASN Eks Guru Besar UGM Edy Meiyanto
-
Cabuli Mahasiswi, Legislator PKB Geram Aksi Predator Seks Guru Besar UGM: Jangan Dikasih Ampun!
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Jaringan Predator Seks Anak di NTT: Sosok VK Diduga Jadi 'Makelar' Eks Kapolres Ngada!
Tag
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan