"Kemarin ada penambahan lagi 23 kasus, dari yang sebelumnya 112. Berarti sekarang ada 135 [kasus positif COVID-19]. Tapi kami tidak bisa menyatakan data itu finish ya, karena mungkin nanti siang bisa diumumkan lagi masih ada positif," ungkap Joko Hastaryo.
Sementara itu, tracing di ponpes yang lebih kecil di Ngaglik telah dianggap selesai. Karena tidak ada penambahan kasus, kecuali satu kasus yang sudah ditemukan di awal. Sedangkan tracing ponpes di Kapanewon Prambanan ditemukan ada 17 kasus COVID-19 positif.
"Santri semua. Tapi yang terakhir kemarin ada pengasuh, 1 orang," terangnya.
Hingga saat ini, Pemkab sudah melakukan rapid test kepada kurang lebih 700 orang, dengan 220 di antaranya sudah pula melalui tes usap.
Untuk menyiasati situasi, Pemkab tak kemudian langsung melakukan tes usap kepada seluruh orang yang mengikuti tracing. Melainkan dengan pembagian khusus.
"Yang kontak erat, itu yang kami swab langsung. Kalau kontak tapi tidak erat, kami rapid test dulu. Kalau ada reaktif baru kami swab. Itu tahapan kami seperti itu," ujarnya.
Joko menambahkan, selain menjalankan proses tracing, diketahui sudah banyak pula kasus COVID-19 ponpes yang sembuh.
"Kalau hari kemarin ada penambahan kesembuhan COVID-19 sampai 125, sebagian besar dari ponpes itu. Kurang lebih sekitar 75-80 itu dari sana," kata dia.
Diketahui, pasien klaster ponpes terdiri dari kasus simtomatik ringan (batuk, pilek dan anosmia) dan asimtomatik.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di DIY Tambah 35 Pasien Baru, Sleman Masih Terbanyak
Berkaca dari kasus ini, Dinkes Sleman meminta kepada ponpes yang sudah mendapatkan rekomendasi tatap muka, untuk menerapkan protokol lebih ketat.
Tercatat, dari 145 ponpes yang ada di Sleman, sebanyak 19 ponpes telah dikeluarkan rekomendasi aman COVID-19.
Namun ia melihat, ada sejumlah ponpes menarik kembali rekomendasi aman COVID-19 yang telah diterima.
"Mereka tidak jadi melakukan pembelajaran tatap muka. Satu ponpes di Prambanan, satu lagi Moyudan," terangnya.
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Sleman, Wisnu Murti Yani mengatakan, pihaknya akan menerapkan sistem pengawasan berjenjang di ponpes, yang telah menggelar pembelajaran tatap muka.
Langkah itu bertujuan untuk memastikan semua protokol berjalan dengan baik dan melibatkan pemerintah kapanewon.
Nantinya dalam setiap pekan, Satgas COVID-19 di setiap ponpes diminta untuk melakukan list penerapan protokol kesehatan. Tiap bulan list akan dilaporkan ke Gugus Tugas Kapanewon.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Strategi Jitu Sekda DIY Atasi Kemiskinan: Libatkan Asisten Hingga Mandiri Fiskal
-
Saldo DANA Kaget Langsung Cair? Ini Tiga Link Aktif yang Bisa Bikin Dompet Digitalmu Gendut
-
Tragis! Ratusan Siswa Keracunan Makan Bergizi Gratis, JCW Soroti Pengawasan Bobrok
-
Dari Transfer Pengetahuan ke Generasi Kreatif: DIY Beri Penghargaan 995 Insan Pendidikan
-
BBM Langka: Benarkah Pertamina 'Mengunci' Pasokan untuk SPBU Asing?