SuaraJogja.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) beberapa hari terakhir menyebut, akan terjadi iklim anomali La Nina di Indonesia.
Sekretaris Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada (UGM) Andung Bayu mengatakan, La Nina adalah peristiwa turunnya suhu air laut di Samudera Pasifik di bawah suhu rata-rata sekitarnya.
"La Nina disebabkan oleh suhu permukaan laut pada bagian barat dan timur Pasifik, yang menjadi lebih tinggi daripada biasanya," kata dia, Selasa (13/10/2020).
Kejadian tersebut, kata Andung, menyebabkan tekanan udara pada ekuator Pasifik barat menurun, sehingga mendorong pembentukan awan berlebihan dan menyebabkan curah hujan tinggi dibandingkan kondisi normal di daerah-daerah yang terdampak.
Baca Juga: Curah Hujan di atas Normal Guyur 27,5 Persen Wilayah Indonesia
"Akibat tingginya curah hujan ini, bencana yang sering terjadi adalah banjir dan longsor," kata dia.
Banjir terjadi akibat simpanan permukaan tidak mampu menampung air hujan, yang lebih tinggi daripada biasanya. Sedangkan longsor disebabkan oleh peningkatan beban tanah yang semakin berat, akibat terisi oleh air hujan yang meresap ke dalam tanah.
“Jika hujan deras terus-menerus terjadi pada daerah rawan banjir, masyarakat harus waspada. Demikian juga jika muncul retakan-retakan di tebing yang merupakan tanda-tanda akan longsor," ungkapnya.
Ia menegaskan bhawa pemerintah daerah, melalui BPBD, harus siap siaga dalam menangani bencana banjir dan longsor. Hal itu dapat dilakukan dengan monitoring curah hujan dan debit sungai serta penyiapan sarana Early Warning System (EWS).
Anomali iklim ekstrim La Nina pada umumnya berlangsung hingga selesai musim penghujan, lanjut Andung.
Baca Juga: Waspada La Nina, Ini Daerah Rawan Bencana di Jawa Barat
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman Sleman Taupiq Wahyudi mengungkapkan, menggunakan anggaran biaya tambahan (ABT) sekitar Rp10 miliar, pihaknya memiliki sejumlah program pembangunan infrastruktur sebagai antisipasi pencegahan bencana banjir dan longsor di Sleman.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Curah Hujan di atas Normal Guyur 27,5 Persen Wilayah Indonesia
-
Waspada La Nina, Ini Daerah Rawan Bencana di Jawa Barat
-
Waspada Ancaman La Nina, BPBD Bantul Imbau Masyarakat Bersihkan Irigasi
-
Antisipasi Klaster Covid-19 di Pengungsian Dampak La Nina, Ini Kata Luhut
-
Pulau Bali Akan Diterjang La Nina 6 Bulan ke Depan
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 10 Pemain Keturunan Bisa Dinaturalisasi Demi Timnas Indonesia Lolos Olimpiade 2028
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Semen Padang Imbang, Dua Degradasi Ditentukan di Pekan Terakhir!
-
Pantas Dipanggil ke Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Kirim Whatsapp Ini ke Ramadhan Sananta
-
BREAKING NEWS! Kaesang Pangarep Kirim Isyarat Tinggalkan Persis Solo
-
Danantara Mau Suntik Modal ke Garuda Indonesia yang 'Tergelincir' Rugi Rp1,2 Triliun
-
5 Pilihan HP Murah RAM Besar: Kamera 50 MP ke Atas, Baterai Tahan Lama
Terkini
-
70 Persen SD di Sleman Memprihatinkan, Warisan Orde Baru Jadi Biang Kerok?
-
SDN Kledokan Ambruk: Sleman Gelontorkan Rp350 Juta, Rangka Atap Diganti Baja Ringan
-
Demokrasi Mahal? Golkar Usul Reformasi Sistem Pemilu ke Prabowo, Ini Alasannya
-
Cuaca Ekstrem Hantui Jogja, Kapan Berakhir? Ini Kata BMKG
-
Parkir Abu Bakar Ali Mulai Dipagar 1 Juni, Jukir dan Pedagang harus Mulai Direlokasi