SuaraJogja.id - Pakar hukum dan tata negara Refly Harun angkat bicara terkait pernyataan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin yang menyebut demonstran sampah demokrasi.
Menurut Refly Harun, pendapat tersebut merupakan hak Ngabalin. Namun, dia mempertanyakan bagaimana mungkin aksi demonstrasi disebut sampah demokrasi.
"Demokrasi itu merupakan kedaulatan rakyat. Nah kedaulatan rakyat itu diwujudkan dalam berbagai bentuk, salah satunya pemilu. Setelah berpemilu, rakyat boleh menyatakan sikat terhadap presiden atau wakil rakyat yang dipilihnya," ujar Refly seperti dikutip dari kanal Youtube miliknya, Jumat (16/10/2020).
Namun, menurut Refly, adalah sebuah keanehan ketika dalam perspetik demokrasi, perlindungan itu diberikan kepada eksekurtif dan legislatif yang notabene petugas dari rakyat.
Baca Juga: Persulit SKCK Pelajar yang Ikut Demo, Polisi Dinilai Ancaman bagi Demokrasi
"Harusnya yang mesti dilindungi adalah rakyat, bukan mereka yang di singgasana kekuasaan. Kalau rakyat berdemonsrasi, tugas negara mengawal dan melindungi agar mereka bisa menyampaikan orasi dan pendapat dengan cara aman dan damai," tutur Refly.
Sebaliknya, kata Refly, ini malah masyarakat yang dianggap sebagai sampah demokrasi atau musuh, sehingga negara memasang barikade agar tidak berdialog dengan kelompok yang kontra.
"Ini salah kaprahnya. Negara harus berperan sebagai ayah yang mengayomi masyarakat yang suka memuji dan mengkritik. Semua berhak atas perlakuan perlindungan yang adil," kata Refly Harun.
Refly Harun berpendapat, jika ada kerusuhan ketika demonstrasi, kegagalan bukan pada demonstran melainkan kepada negara yang tidak bisa memberikan 'lapangan bermain' untuk mereka.
"Sehingga para demonstran tetap mampu menyampaikan suara dan aspirasi mereka hati nurani mereka. Jadi tugas negara mendengarkan keluhan dan opini mereka," tutur Refly Harun.
Baca Juga: Sebut Pendemo Sampah Demokrasi, Ngabalin Kena 'Damprat' PA 212: Memalukan!
Pun Refly kembali mengingatkan bahwa kedaulatan tetap di tangan rakyat meski ada pemmpin dan wakil-wakil yang dipilih oleh rakyat.
Berita Terkait
-
Ikut Desak Prabowo Reshuffle Kabinet, Refly Harun Sebut 17 Menteri Pro Jokowi: Jangan Dibiarkan!
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
-
Grok dan Letupan Kritik saat Demokrasi Makin Tercekik
-
Sentilan Luhut dan Demokrasi Sopan Santun: Ketika Kritik Dianggap Ancaman
-
Demokrasi atau Diktator? Brutalisme Aparat di Balik Demonstrasi UU TNI
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan