SuaraJogja.id - Habib Rizieq Shihab beberapa kali dikabarkan bakal pulang ke Indonesia. Tapi beberapa kali pula kabar kepulangan itu tertunda. Tertundanya kepulangan HRS ke tanah air itu pun turut menjadi perhatian pengamat politik, Rocky Gerung.
Rocky menyebut bahwa tertundanya kepulangan Imam Besar FPI itu tak lain karena ketakutan pemerintah Jokowi. Lebih lanjut ia menyebut ketakutan itu terkesan berlebihan dan sulit dipahami akal.
Padahal, bagi pengikutnya, Habib Rizieq merupakan sosok yang acap menyampaikan kebenaran, kedamaian, dan juga berperan sebagai kontrol sosial terhadap kondisi politik Tanah Air. Rocky Gerung pun merasa heran jika kepulangan Habib Rizieq dihalang-halangi pemerintah Indonesia.
“Dia dianggap oleh pengikutnya ditunggu sebagai messenger of true (penyampai kebenaran), messenger of peace (penyampai kedamaian), messenger of political changes (penyampai perubahan politik),” dikutip dari video di saluran Youtube Rocky Gerung Offical, Kamis (22/10/2020).
“Jadi konsep itu yang saya kira semakin disadari pemerintah. Jadi semakin Habib Rizieq disingkirkan, orang makin menumpuk enerji untuk membawa dia pulang. Saya muter-muter Jawa Barat banyak yang pasang poster (menuntut kepulangan Habib Rizieq), entah siapa yang pasang,” sambungnya.
Rocky menyebut, saat ini kedudukan Habib Rizieq bukan lagi sebagai subyek komersial yang namanya banyak dibicarakan publik, melainkan sudah menjelma sebagai fakta politik. Sebab, selain berpengikut banyak, manuvernya dalam mengkritik pemerintah acap menuai beragam reaksi.
“Faktanya Habib Rizieq itu punya pengikut, dan jumlahnya banyak. Jadi Habib Rizieq memang fakta politik, bukan subyek komersial. Sekarang kekuasaan harus bisa membaca fakta tersebut,” tegasnya.
Lebih jauh, Rocky mengatakan, label anti-Pancasila yang kerap disematkan kepada Habib Rizieq membentuk opini publik yang keliru. Sebab, kata dia, Habib Rizieq lebih memahami isi dan kandungan Pancasila ketimbang Presiden Jokowi. Apalagi, Habib Rizieq pernah membuat tesis mengenai hal tersebut.
“Patut diakui, Jokowi memulai politiknya dengan membelah keakraban sosial, dengan sinyal ‘Kami Pancasila’ dan menimbulkan persepsi Habib Rizieq itu anti-Pancasila. Lalu terbalik ketika Habib Rizieq bisa memperlihatkan dia warga negara Indonesia yang bertaruh untuk kepentingan bangsa dan konsep yang sama, yaitu Pancasila.”
Baca Juga: Perbandingan Jokowi, Gus Dur, SBY dan Soeharto di Mata Rocky Gerung
“Bahkan dia (Habib Rizieq) lebih mengerti isi itu (Pancasila) dibandingkan Presiden Jokowi, karena dia menulis tesis tentang itu, kan? Jadi semua parameter yang dipasangkan pada Habib Rizieq berbalik menjadi ukuran pada rezim ini.”
“Lebih pancasilais mana, Habib Rizieq yang berusaha menghadirkan keadilan sosial, atau Presiden Jokowi yang menghasilkan Undang-undang Omnibus Law yang tidak berpihak kepada rakyat?” kata Rocky.
Berita Terkait
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- 22 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 12 Oktober: Klaim Pemain 112-113 dan Jutaan Koin
Pilihan
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Keterbatasan Bukan Halangan! Ilmuwan UGM Buktikan Bisa Mendunia dengan Inovasi Berkelanjutan
-
Rencana Pembangunan Taman Budaya Sleman Masih Gelap, Anggaran Belum Jelas
-
5 Kesenian Sleman Hampir Punah: Pemerintah Turun Tangan, Tapi Mampukah Menyelamatkan?
-
UMP DIY 2026: Buruh Nuntut Rp3,7 Juta, Realistiskah?
-
Dapat Saldo DANA Gratis Setiap Hari? Ikuti Trik Jitu dan Raih DANA Kaget dari Link Aktif Ini