“Indonesia ini dikenal karena kekayaan budayanya, bukan karena hal yang lain. Indonesia kaya karena batiknya, diakui oleh UNESCO juga karena kebudayaannya. Nah, saya membuat karya-karya ini untuk mengumpulkan penerus-penerus bangsa yang nantinya bisa mewarisi karya-karya tari dan seni,” terang Dyah.
Ia berharap nantinya kesenian yang sudah ada saat ini bisa terus tumbuh dan terjaga di tengah budaya global yang modern. Tradisi akan tetap dijunjung oleh generasi muda tanpa rasa malu dan risi, melainkan dengan rasa bangga.
Dikenal dengan nama "Inem"
Selain sebagai pencipta tarian yang sudah banyak diundang di berbagai acara televisi, sosok Dyah lebih dikenal masyarakat Jogja dengan nama Inem, yakni seorang perempuan dengan dandanan badut dan riasan yang menyeramkan bagi sebagian orang.
Baca Juga: Pendeta Wanita Alih Profesi Jadi Penari Telanjang, Mengaku Bahagia
Menggunakan pakaian ala perempuan desa zaman dulu, sosok Inem sering berkeliaran di jalanan Jogja sekadar untuk membagikan bingkisan kepada yang membutuhkan maupun membersihkan sampah yang berserakan.
Bagi Dyah, tokoh Inem adalah bentuk karya seninya yang lain. Bukan hanya dalam bentuk tarian, Dyah juga ingin menciptakan sebuah karya seni yang memiliki dampak positif untuk masyarakat.
Bersembunyi di balik riasan badut dan pakaian kunonya, Inem mencoba hadir dan memberikan apa yang dimiliki untuk masyarakat yang membutuhkan serta mendengarkan langsung keluh kesah rakyat kecil.
Dari karya seni berupa tokoh tersebut, Dyah juga banyak diundang untuk hadir di berbagai acara-acara televisi. Ia juga mengaku dekat dengan beberapa tokoh papan atas.
Dengan menjadi sosok yang disebut orang gila tersebut, Inem justru mendapatkan banyak berkah dalam berbagai bentuk. Hal itu membuatnya ketagihan menjadi badut yang gemar berbagi. Meski dicaci, tetapi ia merasa berguna.
Baca Juga: Lama Menghilang, Mantan Pendeta ini Muncul Jadi Penari Erotis
Setiap Senin hingga Jumat, sejak pukul 15.00 WIB kediamannya selalu dihiasi semarak aksi anak-anak yang berlatih tarian karya-karyanya. Rasa lelah dan letih tidak menjadi penghalang Dyah untuk berhenti membagikan tradisi dan budaya Indonesia kepada generasi selanjutnya.
Berita Terkait
-
10 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, Jumbo Urutan Berapa?
-
4 Kontroversi di Balik Kesuksesan Box Office Film Pabrik Gula
-
Penari Balet Tenar Bertato Wajah Putin Mendadak Hengkang dari Rusia, Ada Apa?
-
4 Film Maudy Effrosina Pacar Fadly Faisal, Terbaru Badarawuhi di Desa Penari
-
Seberapa Menjanjikan Karier di Dunia Tari? Pendapatan Vadel Badjideh Disebut Capai Ratusan Juta
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
Kota Pelajar Punya Solusi, Konsultasi Gratis untuk Kesulitan Belajar dan Pendanaan di Yogyakarta
-
Lebaran Usai, Jangan Sampai Diabetes Mengintai, Ini Cara Jaga Kesehatan Ala Dokter UGM
-
Batik Tulis Indonesia Menembus Pasar Dunia Berkat BRI
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa