Asah kreativitas ciptakan tarian baru di sanggar
Ketika berhasil mendirikan Artha Dance, Dyah lantas mencoba menggabungkan tarian Bali dan Yogyakarta. Istri anggota kepolisian ini menjelaskan bahwa semua tarian yang diajarkan di sanggarnya merupakan karyanya sendiri.
Semua karya tari yang ia ciptakan berasal dari apa yang tengah menjadi perhatian masyarakat saat ini, atau yang dengan bahasa modern disebut viral.
Bagi Dyah, Artha Dance selain menjadi tempat anak-anak untuk berolah tubuh, juga menjadi tempatnya mengasah kreativitas, menciptakan tarian-tarian baru. Setiap tiga bulan sekali, Dyah memastikan jika karya tari di sanggar pribadinya tersebut selalu baru.
Baca Juga: Pendeta Wanita Alih Profesi Jadi Penari Telanjang, Mengaku Bahagia
Siswa-siswa baru akan mempelajari gerak tarian lama, sementara siswa yang lama akan selalu mendapatkan koreografi tarian baru. Ia menyebutkan bahwa ciri khas tarian miliknya adalah sederhana, unik, dan lucu.
“Artha Dance ini selain jadi tempat anak-anak untuk mengolah tubuh juga menjadi tempat saya mengasah kreativitas karena kalau tidak diasah mungkun kreativitas saya sudah mati,” tukasnya.
Dalam waktu dekat ini, Dyah juga tengah mempersiapkan karya tari terbarunya bertema ‘Virus Corona’, dengan judul tarian ‘Dadi Siji Indonesia’, yang menggambarkan kondisi masyarakat Indonesia yang saling bahu membahu dan bekerja sama untuk menolak kehadiran virus corona.
Mengkolaborasikan tari Bali dan Jawa, Dyah akan menggunakan porperti bendera di antara gerakan tarian. Mengambil tarian ‘rangde’ dari Bali, Dyah menggambarkan corona seperti Butakala atau sosok raksasa jahat. Karya tari ini akan disajikan ke hadapan masyarakat secara virtual pada November mendatang.
Berkreasi sejak 2014, Dyah memperkirakan, sudah ada kurang lebih 20 tarian yang ia ciptakan dengan inspirasi berasal dari anak-anaknya. Sayangnya, meskipun keberadaan sanggar tarinya sudah mendapatkan izin, tetapi untuk karya tarinya belum sempat didaftarkan dalam Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
Baca Juga: Lama Menghilang, Mantan Pendeta ini Muncul Jadi Penari Erotis
Selain karena keterbatasan dana, bagi Dyah, kesenian ini biarlah menjadi milik masyarakat. Ia mengaku membuat karya tari ini untuk masyarakat dan akan kembali kepada masyarakat. Biarlah tarian ciptaannya digunakan oleh masyarakat asal tidak diubah atau digunakan untuk hal-hal yang negatif, katanya.
Berita Terkait
-
10 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, Jumbo Urutan Berapa?
-
4 Kontroversi di Balik Kesuksesan Box Office Film Pabrik Gula
-
Penari Balet Tenar Bertato Wajah Putin Mendadak Hengkang dari Rusia, Ada Apa?
-
4 Film Maudy Effrosina Pacar Fadly Faisal, Terbaru Badarawuhi di Desa Penari
-
Seberapa Menjanjikan Karier di Dunia Tari? Pendapatan Vadel Badjideh Disebut Capai Ratusan Juta
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
Kota Pelajar Punya Solusi, Konsultasi Gratis untuk Kesulitan Belajar dan Pendanaan di Yogyakarta
-
Lebaran Usai, Jangan Sampai Diabetes Mengintai, Ini Cara Jaga Kesehatan Ala Dokter UGM
-
Batik Tulis Indonesia Menembus Pasar Dunia Berkat BRI
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa