SuaraJogja.id - Meskipun ada peningkatan aktivitas di Gunung Merapi, seperti diungkapkan BPPTKG, masyarakat di lereng Gunung Merapi tetap berkegiatan normal.
Begitu juga pariwisata hingga penambangan, aktivitas di lereng gunung api teraktif di Indonesia itu tetap berjalan seperti biasa.
Carik Kalurahan Kepuharjo, Cangkringan, Tulus Budiwinarno, mengatakan, aktivitas masyarakat berjalan normal. Tidak ada perasaan panik yang muncul meskipun BPPTKG menjelaskan adanya peningkatan aktivitas di Merapi.
"Tidak ada kepanikan di masyarakat. Biasa saja, semua berjalan normal. Masyarakat akan tetap mematuhi apa yang direkomendasikan oleh pemerintah," katanya kepada Harianjogja.com -- jaringan SuaraJogja.id, Sabtu (31/10/2020).
Apalagi, katanya, review rencana kontijensi (renckon) menghadapi bencana Merapi agar sesuai protokol kesehatan (prokes) sudah dilakukan. Hanya saja, sampai saat ini masih belum dilakukan simulasi. Menurutnya, simulasi penanganan bencana sesuai protokol kesehatan perlu dilakukan agar masyarakat memahami dan tidak kebingungan.
"Untuk dusun terdampak ada di Dusun Kopeng dan Batur, ada sekitar 800 jiwa. Barak pengungsian disiapkan di Kepuharjo. Jika tidak memungkinkan, kami arahkan ke Argomulyo," ujar Tulus.
Tulus mengatakan, kondisi jalur evakuasi saat ini untuk wilayah Kepuharjo 80 persen dalam kondisi baik. Kerusakan jalur evakuasi hanya 20 persen, terutama di sekitar wilayah Kaliadem, yang berjarak sekitar 5 km dari puncak Merapi. Selain itu, jalur penghubung antara Kepuharjo dengan Umbulharjo juga banyak yang mengalami kerusakan.
"Kalau saat ini misalnya harus dilakukan evakuasi, masyarakat sudah siap. Ada setidaknya 15 truk milik warga selain mobil dan motor pribadi. Cuma, apakah nanti sudah sesuai prokes seperti jaga jarak di truk itu bagaimana, saya belum tahu," kata Tulus.
Senada, Ketua Kampung Siaga Bencana Kalurahan Umbulharjo Sriyono mengatakan, kondisi masyarakat di wilayah atas masih berjalan normal, termasuk aktivitas wisata di Umbulharjo. Dalam proses penanganan bencana, katanya, sudah ada prosedur, baik evakuasi warga kelompok rentan, ternak, hingga wisatawan.
Baca Juga: Selama 6 Jam, Gunung Merapi Alami 26 Kali Gempa Guguran
"Kelompok ini yang pertama kami evakuasi jika status Merapi meningkat, tetapi sampai saat ini statusnya masih waspada," tutur Sri.
Sri mengungkapkan, perubahan Renckon juga masuk tahap finalisasi. Pada perubahan ini Renckon dititik tekankan pada masalah penerapan prokes, termasuk tata layanan logistik dan kesehatan pengungsi. Sebab, penanganan pengungsi sebelum pandemi berbeda dari saat pandemi.
"Misalnya di setiap barak harus menyediakan ruang karantina. Ini wajib disediakan untuk menyesuaikan dengan prokes," katanya.
Selain itu, sarana dan prasarana di lokasi barak juga harus memadai, seperti wastafel, masker, dan lainnya. Warga Umbulharjo, lanjut dia, menyiapkan tiga lokasi barak: Plosokerep, Wukirsari, dan Umbulmartani. Kelompok rentan akan ditempatkan di Brayut, Wukirsari.
"Kami sudah komunikasikan dengan Wukirsari dan Minomartani mana saja yang bisa digunakan untuk barak. Kami juga akan menginventarisir keburuhan ke depan. Kalau ada yang kurang siapa yang bisa memenuhi, apakah Pemdes, BPBD, atau siapa," terang Sri.
Untuk menguji Renckon, Sri mengungkapkan, pihak kalurahan akan melakukan simulasi pada pertengahan November. Simulasi tidak hanya melibatkan warga Umbulharjo, tetapi juga kalurahan penyangga.
Berita Terkait
-
Selama 6 Jam, Gunung Merapi Alami 26 Kali Gempa Guguran
-
Gunung Merapi Alami 26 Gempa Guguran dalam Enam Jam
-
10 Tahun Erupsi Merapi, Warga Berbagi Cerita: Mengungsi Tak Pernah Kembali
-
Magma Mendesak ke Permukaan, Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Meningkat
-
Status Waspada, Terungkap Penyebab Intesitas Gempa Gunung Merapi Meningkat
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Mengulik Festival Angkringan Yogyakarta 2025, Dorong Transformasi Digital Pasar dan UMKM Lokal
-
Ironi Distribusi Sapi: Peternak NTT Merugi, Konsumen Jawa Bayar Mahal, Kapal Ternak Jadi Kunci?
-
Rejeki Nomplok Akhir Pekan! 4 Link DANA Kaget Siap Diserbu, Berpeluang Cuan Rp259 Ribu
-
Petani Gunungkidul Sumringah, Pupuk Subsidi Lebih Murah, Pemkab Tetap Lakukan Pengawasan
-
Makan Bergizi Gratis Bikin Harga Bahan Pokok di Yogyakarta Meroket? Ini Kata Disperindag