Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 02 November 2020 | 20:52 WIB
Penjual soto di Sleman, Pramono menunjukkan dapur tempatnya memasak soto yang rusak tertimbun longsoran di Jalan Gebang, Pedukuhan Jetis, RT 6/RW 44, Kalurahan Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman, Senin (2/11/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Nasib malang dialami seorang pedagang soto di Jalan Gebang, Pedukuhan Jetis, RT 6/RW 44, Kalurahan Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman. Pedagang bernama Pramono (30) tak bisa berjualan setelah dapurnya tertimbun longsoran pondasi di sebuah bangunan indekos wilayah setempat.

Warga asli Wonosari, Gunungkidul yang memilih membuka usaha di Sleman ini mengalami bencana tersebut pada pukul 15.00 wib, Minggu (31/10/2020). Beruntung saat itu dirinya tak berada di dalam rumah.

"Kebetulan saya sedang perjalanan ke Sleman dari Wonosari. Memang dari siang itu hujan deras sampai sore. Saya dikabari tetangga saya jika pondasi halaman parkir indekos eksklusif di dekat tempat saya tinggal longsor," jelas Pramono ditemui SuaraJogja.id, Senin (2/11/2020).

Akibat dari longsor tersebut dapur tempatnya memasak soto tertimbun tanah dan paving blok. Tak hanya itu, empat sepeda motor milik penghuni kos ekslusif ikut tertimbun.

Baca Juga: Wisatawan Serbu Gunungkidul, Jalur Utama Jogja-Wonosari Macet Berjam-jam

"Jadi longsornya bertahap, pertama runtuh sedikit. Nah kemarin itu, dari warga dan tetangga saya mengatakan ada anak-anak sedang bermain di dekat pondasi itu. Untung tidak menyebabkan korban jiwa," terang dia.

Tak hanya menimbun dapur dan motor, akses jalan masuk tempat tinggal Pramono juga tertutup. Dia dan tetangganya baru bisa masuk setelah pukul 21.00 wib.

"Setelah kejadian itu warga menghubungi polisi dan datang petugas BPBD untuk melakukan evakuasi. Jadi tanah dan paving blok yang longsor dibersihkan dengan cara manual menggunakan sekop dan cangkul," kata dia.

Pramono mengaku mengalami kerugian hampir Rp7-8 juta akibat insiden itu. Pihaknya menganggap hal itu insiden lantaran pemilik indekos sudah diingatkan karena pembangunan pondasi tak memiliki kualitas yang bagus.

"Menurut kami pembangunannya sudah benar, tapi kualitasnya kurang. Jadi besi yang digunakan bukan besi tebal. Kami sudah mengingatkan pemilik dan pihak pembangunnya, tapi tak digubris," ujar Pramono.

Baca Juga: Bacok Pemotor di Getas, 3 Pelaku Klitih Diamankan Polres Gunungkidul

Saat ini dirinya tak bisa berjualan. Pramono hanya menunggu kelanjutan dari pemilik indekos.

Ditemui di lokasi yang sama, kerabat pemilik kos, Widianto (60) mengaku akan bertanggungjawab untuk membenahi pondasi yang longsor. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan BPBD untuk penanganan longsoran tersebut.

"Kami tentu bertanggungjawab dengan kejadian ini. Tapi nanti akan koordinasi dengan BPBD dulu, takutnya ketika  kami sudah mencari tenaga pembersih, pihak mereka juga sudah menyediakan (petugas)," jelas Widianto yang sebelumnya membangun pondasi tersebut.

Terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBP Kabupaten Sleman, Makwan membenarkan peristiwa itu. Pondasi yang berfungsi menjadi halaman parkir indekos longsor akibat intensitas hujan yang tinggi.

"Iya benar, tembok ukuran tinggi 3 meter, panjang 16 meter dan lebar 3 meter longsor dan menimbun motor penghuni kos. Peristiwa itu terjadi ketika hujan deras mengguyur Sleman sejak siang pukul 14.30 wib," kata dia.

Menanggulangi longsor lanjutan, petugas BPBD Sleman membantu dengan menutup bekas longsoran dengan terpal. Selain itu petugas juga memasang garis pengaman di lokasi setempat.

Sementara runtuhan tanah dan tembok masih menutupi dapur milik Pramono. Dirinya hingga kini belum membersihkan timbunan tanah tersebut.

Timbun 120 ekor ayam 

Selain menimbun dapur milik pedagang soto, peristiwa tanah longsor yang terjadi di Jalan Gebang, Pedukuhan Jetis RT 6/RW 44 Kalurahan Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman juga menimbun sebanyak 6 kandang yang berisi 20 ayam jenis Bangkok milik warga.

Pramono menjelaskan bahwa sebanyak 120 ekor ayam milik warga bernama Widodo tertimbun longsor.

"Jadi selain dapur saya yang kena, ada 6 kandang ayam yang berada di bawah pondasi halaman parkir itu yang tertimbun. Setelah saya bertemu dengan pemiliknya dia mengeluh, lha ayam-ayamku gimana nanti itu?. Sejauh ini baru saya yang berkomunikasi dengan pemilik halaman parkir itu," jelas Pramono.

Pramono menjelaskan jika pemilik ayam memang hobi memelihara unggas tersebut di massa tuanya. Selain memelihara, ia juga menjual ayam-ayam itu. 

"Memang hobinya seperti itu, selain dipelihara, ia menjual juga ke orang-orang. Saya juga belum tahu nasibnya bagaimana," kata dia.

Ia menjelaskan, pemilik memiliki 7 kandang ayam. Dari 7 kandang itu hanya satu kandang yang selamat, sehingga 6 kandang milik Widodo tertimbun longsoran.

Lebih lanjut, satu induk ayam Bangkok jika dijual memiliki harga sebesar Rp300-400 ribu. Selain itu, anakan ayam yang berusia 3 hari bisa dihargai Rp30 ribu.

"Ada enam ekor ayam betina yang tertimbun. Jika itu dijual bisa sekitar Rp300 ribu," jelas dia.

Load More