SuaraJogja.id - Bertemu dengan Felix Siauw, Neno Warisman memuji pria mualaf tersebut sebagai ustaz yang keren. Dari putrinya, Neno mengetahui Felix memiliki salah satu merek hijab yang saat ini sudah marak dikenakan oleh perempuan muslimah. Selain perjalanan bisnis, Neno juga dibuat kagum dengan cara Felix mendidik anak-anaknya.
Felix menjelaskan, merek hijab yang ia dirikan tersebut berawal dari media sosial Twitter. Pada 2011 ia mulai melihat bahwa dakwah mulai merambah ranah dunia maya. Masih berusia 25 tahun dan baru saja menikah, Felix memperkenalkan dua tagar, yakni #YukPutusinAja dan #YukBerhijab.
Melihat perkembangan hijab gaul yang dikhawatirkan menjauhi hukum Allah, Felix mencoba memperkenalkan hijab Syar'i. Namun, karena banyak orang yang kesulitan mendapatkan model hijab tersebut, Felix dan istrinya akhirnya membangun merk hijab Syar'i yang sampai kini masih berjalan.
"Semua bisnis yang kita miliki itu berdasarkan dari keperluan," ujar Felix.
Baca Juga: Ditjen Migas Bagikan 500 Mesin Pompa Ramah Lingkungan ke Petani Bantul
Sebagai seorang ayah, Felix mengakui dirinya adalah seorang pemarah dan temperamental. Hal tersebut didapatkan dari proses perkembangan dirinya dalam keluarga yang tidak ideal. Ayahnya, kata dia, adalah sosok yang tidak terlalu sabar dalam menghadapi anaknya.
Felix dan kakaknya sendiri merupakan dua orang saudara yang kerap sekali berkelahi. Dalam menghadapi hal tersebut, ayahnya muncul dengan metode pengasuhan yang beragam, mulai dari memukul, melempar kursi, hingga menyabet dengan sabuk.
Tumbuh dalam kondisi tersebut, Felix memilih untuk berubah menjadi sosok yang baik. Ia bertekad jika memiliki anak, tidak ingin memperlakukan anaknya sama seperti yang ia dapatkan. Saat kecil, ia jarang mendapatkan apresiasi. Dari situ Felix belajar untuk mencoba mengapresiasi anaknya dan sesekali memberikan tantangan.
"Jadi yang saya lakukan adalah menempatkan cara pandang saya dengan cara pandang Islam," ujar Felix.
Ia menyampaikan, dalam agama Islam, anak dipandang sebagai sebuah amanah. Segala sesuatu yang dilakukan anak adalah tanggung jawabnya, termasuk juga dalam memperlakukan istrinya. Dalam Islam, jika seorang istri salah, suami tidak bisa marah karena ia harusnya menyalahkan diri sendiri.
Baca Juga: Banguntapan Zona Merah, Jam Operasional Pasar di Bantul Bakal Dibatasi Lagi
Pada hari pertanggungjawaban, yang kali pertama dihisab adalah suami sebagai kepala rumah tangga. Ketika istrinya salah, maka ia yang harus bersedih karena sudah gagal mendidik. Sebab, seorang perempuan adalah milik ayahnya hingga menikah, kemudian menjadi tanggung jawab suaminya.
Berita Terkait
-
Ulasan Novel The One and Only Bob, Kisah Berani Bob sang Anjing Kecil
-
Lisa Mariana Kenang Masa Lalu Turun 20 Kilogram Bobotnya Dalam 2 Bulan
-
Ulasan Novel The One and Only Ivan, Kisah Emosional Gorilla di Dalam Jeruji
-
Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia untuk Teknologi AI dan Cloud
-
Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan