Salah satunya ditunjukkan dengan adanya sebuah relief bergambar layang-layang, di Muna, Sulawesi Tenggara.
Dari sejarah yang tercatat di berbagai sumber, China merupakan negara yang kali pertama memperkenalkan layang-layang kepada masyarakat dunia, tambah Aji. Namun yang Aji yakini, asal mula layang-layang memiliki akar sejarah di Indonesia.
"Ya saya yakin karena setelah mengetahui adanya relief layang-layang di Muna. Terlebih masyarakat Muna punya warisan budaya layang-layang dari daun," ungkapnya.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Muhammad Ali Sukrajap masih ingat betul layangan yang pernah ia lihat di rumahnya, nun jauh di Muna. Sebuah layangan terbuat dari daun kolope, yang oleh masyarakat di kampung halamannya disebut kaghati.
Baca Juga: Dukum IKM Daerah Hadapi Pandemi, Disperindag DIY Gelar Jogja Premium Export
Walau sudah lama tinggal di Jogja, masih terekam jernih dalam ingatannya, saat si Ali Sukrajap kecil melihat layang-layang daun milik kerabatnya yang berukuran begitu besar. Layang-layang itu punya tinggi sekitar 1,5 meter.
"Itu benar-benar terbuat dari daun. Ya, daun kolope. Daun kolope itu daun tanaman ubi hutan," ujar lelaki yang akrab dipanggil Jon, oleh sejumlah temannya itu.
Layangan itu dimainkan di kebun, di inapkan sampai malam, layangan itu juga bisa mengeluarkan bunyi-bunyian.
"Kalau tidak salah ingat, di sana [Muna] namanya [alat yang menimbulkan bunyi pada layangan] kamama. Nah itu biasanya buat usir babi di kebun," tuturnya.
Sependek ingatannya, layangan daun sebetulnya punya dua varian. Pertama, bentuknya menyerupai layang-layang pada umumnya dan umumnya hanya menggunakan daun sebagai pengganti plastik atau kertas. Layang-layang ini bisa terbang tinggi dalam durasi lama.
Baca Juga: 129 Santri di Bantul Terinfeksi, Kasus COVID-19 DIY Tembus 4.140
Sedangkan varian lainnya, layang-layang tersebut dibuat dari daun yang kerap menempel di pohon sukun.
Berita Terkait
-
Dari Perpustakaan Keliling ke Gerakan Literasi: Perjalanan Busa Pustaka Nyalakan Harapan Lewat Buku
-
Kerja Keras adalah Ibadah: Kisah Unik Komunitas Baye Fall di Senegal
-
Kopicek: Ketika Komunitas Mata Hati Mengubah Stigma Tunanetra Melalui Kopi
-
Photo Walk Ramean: Wadah Seru Buat Pecinta Fotografi Analog
-
6 Komunitas Womenpreneur Indonesia, Wadah Pemberdayaan Perempuan Pengusaha
Tag
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
Terkini
-
Layanan Wealth Management BRI Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat