SuaraJogja.id - Para ilmuwan mencoba mengungkap otak dan organ lain di dalam tiga mumi yang telah berusia 400 tahun.
Ditemukan di Mesir, mumi berasal dari akhir abad ketiga hingga pertengahan abad keempat Masehi, ditempatkan dalam Periode Romawi akhir.
Setelah penggaliannya di awal abad ke-17 dan ke-19, dua dari mumi tersebut berpindah tangan dari koleksi Elector of Saxony dan King of Poland August II yang akhirnya mendarat di Dresden, Jerman, pada 1728.
Sementara mumi ketiga berasal dari sebuah koleksi museum Mesir. Ketiganya mewakili satu-satunya mumi potret terselubung plester yang diketahui dari kuburan Mesir kuno di Saqqara.
Baca Juga: Dari Penggalian Sumur Makam, Arkeolog Buka Peti Mumi Berusia 2.500 Tahun
Mumi yang diselimuti plesteran ini memiliki keunikan dalam cara penguburannya. Prosesnya rumit, di mana mayat ditempatkan di papan kayu sebelum membungkusnya dengan tekstil, plester, emas, dan menghiasinya dengan potret seluruh tubuh.
Dilaporkan dalam jurnal PLOS ONE, investigasi dilakukan dengan menggunakan pemindaian tomografi terkomputasi (CT) dari mumi potret dan mengungkap jenis kelamin ketiganya. Yang pertama, seorang lelaki dewasa sekitar usia 25 hingga 30 tahun, mumi kedua seorang perempuan paruh baya berusia kira-kira 30 hingga 40 tahun, dan ketiga seorang perempuan muda berusia 17 hingga 19 tahun.
Kedua mumi perempuan dimakamkan dengan kalung dan jepit rambut yang indah, sementara ketiganya berisi artefak yang kemungkinan besar dimaksudkan sebagai pembayaran kepada Charon, dewa Romawi dan Yunani yang dipercaya akan membawa jiwa-jiwa melintasi Sungai Styx dalam perjalanan ke Dunia Bawah.
Meskipun ketiga mumi itu dilengkapi dengan kain kafan yang sama, namun kedua mumi dewasa kurang terawetkan dibandingkan dengan mumi perempuan yang lebih muda. Para ahli berpendapat itu bisa terjadi kemungkinan sebelum atau setelah ditemukan, mumi dibuka kembali pada 1615.
CT Scan mengungkapkan mumi perempuan yang lebih muda masih berisi sisa-sisa otaknya dan beberapa organ dalam lainnya, yang rupanya tidak dikeluarkan sebagai bagian dari proses mumifikasi.
Baca Juga: Mumi Usia 2.400 Tahun Dikeluarkan dari Peti Gegara Museum Kebanjiran
Otak mumi telah mengerut tetapi masih lengkap dengan batang otak di dasar tengkorak. Tidak ada bukti otak yang tertinggal pada mumi lelaki dewasa, tetapi anehnya juga tidak ada tanda-tanda bahwa otak telah terkuras melalui hidung atau penggunaan cairan pembalseman. Tim ahli menduga mumi hanya diawetkan menggunakan campuran pengering yang disebut natron.
Berita Terkait
-
7 Kebiasaan yang Dapat Mendukung Kesehatan Otak
-
Bongkar Misteri Bashiri: Mumi Mesir yang Tak Berani Dibuka Arkeolog
-
Terobosan Medis! Operasi Brain Bypass STA-MCA, Solusi bagi Stroke Berulang
-
Harapan Baru Bagi Pasien Stroke: Operasi Brain Bypass STA-MCA Tingkatkan Peluang Kesembuhan
-
Manfaat Puasa Ramadan Bagi Otak: Dari Peremajaan Sel hingga Kesehatan Mental
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
-
Gelombang Kejutan di Industri EV: Raja Motor Listrik Tersandung Skandal Tak Terduga
Terkini
-
Solusi Anti-Pesing Ala Jogja: Pampers Kuda untuk Andong Malioboro, Ini Kata Kusir
-
IHSG Masih Jeblok Jadi Momentum Berinvestasi? Simak Tips dari Dosen Ekonomi UGM
-
Jogja Hadapi Lonjakan Sampah Pasca Lebaran, Ini Strategi Pemkot Atasi Tumpukan
-
Revitalisasi Stasiun Lempuyangan Diprotes, KAI Ungkap Alasan di Balik Penggusuran Warga
-
Soal Rencana Sekolah Rakyat, Wali Kota Yogyakarta Pertimbangkan Kolaborasi Bersama Tamansiswa