Galih Priatmojo
Sabtu, 14 November 2020 | 19:07 WIB
Wike (memakai jas hujan) ODGJ asal Brebes yang tinggal di bawah pohon saat didatangi Sujiyati (paling kiri) bersama Arie (tengah) di utara Masjid Agung Bantul, Sabtu (14/11/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

"Berbicara dengan orang tersebut tentu tak mudah. Saya menanyakan datang dari mana?, dia menyebut dirampok. Iya awalnya saya mendengar dia korban perampokan. Tapi dia menyebut lagi Bumiayu, sehingga saya baru sadar jika dia berbicara Sirampog, sebuah kecamatan yang ada di Brebes, Jawa Tengah," katanya.

Mulai dari petunjuk tersebut, Sujiyati membuat unggahan tentang ODGJ bernama Wike yang berasal dari Sirampog, Brebes, Jawa Tengah di grup media sosial. Hasilnya, banyak yang membalas dan memberi petunjuk lain.

Dua bulan Suji dan Arie datang dan memberi makan kepada Wike, sembari mencari informasi tentang keluarga ODGJ ini. Hingga akhirnya unggahan Suji mendapat tanggapan dari salah satu akun yang mengaku sebagai tetangganya.

"Akhirnya ada tetangga Wike yang menanggapi postingan yang kerap saya unggah. Wike bukanlah nama aslinya, melainkan Kasirah. Tapi kami sudah mengenal namanya sebagai Wike. Ia sudah 15 tahun hilang dan pergi dari rumahnya. Saya minta untuk dihubungkan dengan keluarga dia dan dapat nomornya. Setelah itu saya berkomunikasi dengan keluarga Wike," ujar Suji.

Pertama dihubungi respon keluarga Wike cukup baik. Suji dan Arie berusaha agar Wike bisa bertemu keluarganya yang ada di Brebes.

Namun, komunikasi dengan pihak keluarga mulai tersendat. Pihak keluarga berjanji untuk segera menjemput Wike. Namun sampai saat ini tak ada realisasinya.

"Kami kurang paham mengapa mereka tidak segera menjemput Wike. Hampir 4 bulan dia terlantar dan tak ada yang mengurus wanita ini," ujar dia.

Pupus harapan untuk mempertemukan Wike kepada keluarganya, Arie tak tinggal diam. Rasa untuk saling membantu manusia tumbuh bulat hingga dirinya rela mencari tempat tinggal Wike.

"Awalnya kami pikir dia bisa tinggal di indekos. Tapi apakah lingkungannya nanti menerima atau tidak, itu menjadi kekhawatiran kami. Akhirnya kami konsultasi dan sementara, Wike tetap tinggal di bawah pohon. Saya jelas tidak tega. Apalagi saat ini musim hujan," ujar Arie yang juga memiliki usaha properti ini.

Baca Juga: Talut di Jalan Srandakan Ambrol, Hampir Sepekan Tak Diperbaiki

ODGJ juga Manusia Ciptaan Tuhan

Semangat untuk memanusiakan-manusia tak surut di hati Arie. Dia kembali berkonsultasi dan akhirnya menemukan sebuah pondok pesantren di Gunungkidul yang bisa menampung ODGJ seperti Wike.

Namun begitu, syarat utama Wike harus memiliki surat hasil rapid tes yang menyatakan dia bebas Covid-19. Kendati demikian membujuk Wike untuk mendatangi puskesmas atau tempat rapid tes tidaklah mudah.

"Tentu dia tidak nyaman ketika bertemu banyak orang. Kami harus mencoba membujuk dia untuk mau diajak ke tempat yang lebih layak. Bayangkan tiap harinya dia harus tidur di bawah pohon. Ketika hujan lebat, kadang saya kepikiran terus dengan keadaannya," kata dia.

Menampung Wike di rumahnya tidak akan mudah. Lingkungan tetangga Arie belum tentu setuju dengan kehadiran Wike.

Suji dan Arie menargetkan agar wanita asal Brebes ini bisa masuk ke Ponpes yang ada di Gunungkidul. Hal itu semata untuk memberi tempat layak untuk Wike.

Load More